Pengin Sukses Jadi Importir? Simak Nih Tips dari Suhendro

Rabu, 15 Juli 2020 – 15:07 WIB
Ilustrasi bongkar muat kontainer di pelabuhan. Foto: prokal

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha muda Suhendro membagikan beberapa saran bagi importir pemula yang ingin bergelut di bisnis ekspor impor.

Ia mengatakan, sebelum memulai impor barang terlebih dahulu harus menjadi distributor. Sebab, saat menjadi distributor, para pemula sudah memiliki pangsa pasar yang luas.

BACA JUGA: Belasan Importir Teken Kesepakatan Wajib Beli Gula Petani, Harganya Sebegini

“Nah, ketika kita menjadi importir lebih mudah untuk menghabiskan barang yang diimpor,” ungkap Suhendro SE, MM, di Jakarta, baru-baru ini.

Selain itu, lanjut Suhendro, jangan pernah melakukan impor lalu menjual barang tersebut secara ecer. Sebab, cara tersebut akan membuat bisnis redup secara perlahan.

BACA JUGA: Barang Dari Malaysia Jadi Primadona Importir Kalsel


Importir milenial, Suhendro. Foto: dok. pribadi

"Ketika kita impor dari pabrik di berbagai negara seperti India, Tiongkok, dan Korea, itu memerlukan kuantitas minimal 1 kontainer 20 feet, sehingga kita bisa mendapatkan harga barang dan ongkos kirim lebih rendah,” jelasnya.

BACA JUGA: Pengusaha Bawang Mengeluh Penerbitan RIPH Hanya untuk 10 Importir

Tetapi sebagai konsekuensinya, kata pemilik akun Instagram @suhendrowang, importir harus stok barang di gudang dalam jumlah yang banyak.

“Kalau menjual secara retail, maka akan sangat lama barang tersebut laku dari gudang.  Tentu ini sangat berpengaruh dengan biaya sewa gudang dan lambatnya cash flow di perusahaan," katanya.

Bagi Suhendro, perjalanan menjadi importir sungguh tidaklah mudah. Sebab, memerlukan persiapan dana yang besar dan harus siap rugi jika barang yang diimpor tidak laku ataupun reject dari pabrik asal negara.

Sebaiknya, sebelum impor harus riset barang terlebih dahulu. Importir juga dituntut memiliki insting bisnis yang peka terhadap market.

"Jangan pernah berpikir bahwa menjadi importir itu untunganya besar. Saat ini rata-rata importir hanya mengambil untung bruto 15-25 persen untuk barang fast moving, 25-40 persen mid-moving, lebih besar 40 persen untuk slow moving, dan juga harus memberikan tempo atau waktu pembayaran sekitar 1-4 bulan kepada pelanggan (distributor)," tegasnya.

Diketahui, saat ini Suhendro melakukan aktivitas impor melalui bendera PT Cipta Terang Bersama yang mempunyai luas gudang sekitar 1.000 m2 dan mendistribusikan hampir ke 26 provinsi di Indonesia.

Ia merupakan salah satu importir milenial yang sukses. Sejak usia 18 tahun, ia sudah mulai menngimpor barang dari Tiongkok.

Suhendro memulai bisnisnya dengan mengimpor tabung pemadam api. Lalu, merambah ke fesyen, safety equipment, rantai baja conveyor, mesin clorine, generator, karpet, banner, dan masih banyak lagi.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler