jpnn.com - JAKARTA - Masalah dana masih menjadi persoalan klasik yang terus menggerogoti olahraga Indonesia.
Jelang Asian Games 2014 ,kontingen Indonesia masih belum bisa menempati hotel tempat atlet menginap, lantaran dana yang digunakan untuk membayar fasilitas tempat tinggal tersebut, belum turun.
BACA JUGA: Gol Indah Bale Bawa Wales Sikat Andorra
Padahal sekarang sudah ada dua cabor Olahraga yang dauh berada di Korsel, yakni cabor dayung dan juga equestrian.
Terpaksa, cabor tersebut pun menggunakan dana dari PB masing-masing terlebih dahulu. Fasilitas kampung atlet baru bisa digunakan pada tanggal 15 September mendatang.
BACA JUGA: Italia Gilas Norwegia 2-0
Otomatis, sekitar 30-an atlet dan pelatih dari kedua cabor tersebut harus membayar sendiri biaya hotel selama di Korsel.
Ketua Satlak Prima, Suwarno mengatakan keterlambatan tersebut disebabkan karena belum cairnya dana dari Kementrian Olahraga dan Pemuda yang membuat semua kebutuhan atlet, termasuk peralatan dan seragam masih belum juga terelasiasi.
BACA JUGA: Gol Telat Pilar Bawa Ceko Hajar Belanda
"Ini sudah biasa terjadi, jadi biasanya PB sudah hafal. Tapi saya push dari Minggu malam kemarin (7/9), agar biar cepat selesai sebelum berangkat.Kami juga mendorong kementerian agar bisa secepatnya (mencairkan anggaran, Red). Untuk seragam misalnya, kementerian berjanji tanggal 10 (hari ini,Red) jam 11 malam baru dibagikan," ujar Suwarno di kantor KONI, kemarin (9/9).
Suwarno mengungkapkan, tadi malam harusnya dia bersama tim advance sudah berangkat ke Korsel untuk melakukan transaksi yang berkaitan dengan persiapan kontingen Merah Putih di sana. Termasuk di dalamnya untuk membayar biaya penginapan yang digunakan dayung dan equestrian. Namun, itu batal dilakukan karena keterlamabatan dana itu.
Kondisi tersebut memang sangat memprihatinkan. Suwarno yang menjabat sebagai chef de mission (CDM) kontingen Asian Games kali ini hanya bisa menerima. Namun, dia pun berharap agar kedepannya, terdapat mekanisme yang lebih baik jadi persoalan-persoalan klasik seperti ini tidak akan terulang kembali.
"Masih banyak yang perlu ditingkatkan. Seharusnya ada terobosan dengan sistem keuangan dan pengadaan peralatan," lanjutnya.
Terpisah, manajer tim dayung pelatnas Asian Games 2014, Budiman Setiawan menyebut semua pembiayaan hotel sementara ditanggung pihaknya sendiri. Tanpa ada campur tangan dari pihak lain.
Khusus dari dayung, akan ada sekitar 16 atlet dan pelatih yang harus mereka tanggung untuk pembiayaannya selama hampir 11 hari, mulai dari kemarin 15 September nanti.
Budiman menyebut angka pengeluarannya mencapai USD 17 ribu, atau jika dikurskan ke Rupiah menjadi hampir Rp 200 juta.
"Itu untuk semuanya, termasuk makan dan akomodasi selama di sana," cetusnya. Nantinya, tim dayung Indonesia bakal menempati hotel di kota Chungju, kota yang juga menjadi venue dayung.
Dia tidak mau berbicara banyak terkait dengan persoalan keterlambatan cairnya biaya sebagai pembayaran penginapan tersebut. Menurutnya, anggaran itu merupakan talangan yang dikeluarkan pihaknya.
"Itu baru akomodasi di sana. Kami tidak mau bicara berapa uang saku yang diterima anak-anak. Yang penting sekarang mereka fokus untuk persiapan di sana," tegasnya. (mid/ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diimbangi Yaman, Riedl Salahkan Buruknya Kebugaran Pemain
Redaktur : Tim Redaksi