TAKENGON -Hingga hari ke 10 pasca gempa mengguncang Dataran Tinggi Gayo, warga yang masih mengungsi dilaporkan belum menerima bantuan tenda. M. Yusra (45), Kepala Kampung Pantan Penyo, Kecamatan Ketol Aceh Tengah (Ateng) kepada Rakyat Aceh (Grup JPNN), Kamis (11/7), kampung yang dipimpinnya belum menerima alat berteduh tersebut.
"Sampai hari ini belum ada tenda bantuan yang kami dapat. Saya mau minta ke Posko Bantuan korban gempa, katanya sudah disalurkan melalui kecamatan," kata M. Yusra yang ditemui di Posko Bantuan Logistik Bencana Gempa Bumi Kabupaten Ateng, tepatnya di Lapangan Setdakab Ateng.
M. Yusra katakan, kerusakan tempat tinggal warganya maupun fasilitas umum seperti sekolah dan Polindes di Kampung Pantan Penyu sekitar 50 persen. Dan warga setempat lebih banyak yang mengungsi ke teras rumah dan halaman terbuka karena rumah warga setempat masih diliputi trauma. "Kebutuhan sandang pangan juga sulit. Lantaran jalan menuju kampung kami ada yang longsor dan tak dapat dilalui mobil,," kata M. Yusra.
Senada dengan Ipong, warga Kampung Paya Tumpi, Kecamatan Kebayakan, dia katakan sejak gempa terjadi sebanyak 80 KK masih mengungsi dari rumah. "Banyak rumah yang tidak layak huni lagi. Masyarakat masih trauma dan lebih memilih tidur diteras atau halaman terbuka. Tapi sampai sekarang belum menerima tenda bantuan," kata Ipong.
Padahal, lanjut Ipong, data sudah diberikan kepada Kepala Desa setempat. "Sejak mengungsi karena takut gempa susulan kembali terjadi belum ada dapat bantuan tenda. Mau tidak mau dibeli secara swadaya dan kurang memadai," keluh Ipong, yang terlihat tengah mengurus bantuan tenda di Posko Bencana Ateng. Namun, upaya Ipong akhirnya kandas dan tak membuahkan hasil. Karena Ipong menerima jawaban dari Bidang II, Tempat penampungan Sementara Posko Bencana bahwa telah diserahkan kepada pihak kecamatan.
Ditanya kepada Rudi, Bidang Logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan pihaknya telah menyalurkan bantuan tenda berukuran sekitar 15 x 6 meter kepada Pemkab setempat. Tenda besar tersebut selain berguna untuk tenda pengungsi, juga dapat sebagi tempat beribadah atau Shalat Tarawih beberapa Desa di Kecamatan yang Masjid-nya tidak layak lagi untuk dihuni. "Jumlah yang dibantu dari BNPB sebanyak 150 unit ukuran 15 x 6 meter. Yang telah kita serahkan kepada Pemkab 40 unit, dan sisanya masih didalam perjalanan menuju kemari," kata Rudi.
Data yang diperoleh dari Posko Bencana Bantuan Logistik Bencana Gempa Bumi Ateng, tenda bantuan dari BNPB telah didistribusikan ke 10 Kecamatan yang terkena dampak gempa Gayo, diantaranya Kecamatan Ketol 8 unit. Kute Panang 6 unit, Bebesesen 8 unit, Kebayakan 6 unit, Bies 1 unit, Silih Nara 1 unit, Celala 1 unit, Pegasing 1 unit dan dua kecamatan lagi, yaitu Rusip Antara dan Lut Tawar masih ditunda.
Selain itu, pihak posko juga menerima dan telah mulai mendistribusikan bantuan tenda keluarga berukuran 2,5 x 2,5 meter sebanyak 250 unit dari Asean Humanitasian Assistance (AHA) Centre. Salah seorang Petugas posko Bidang II, Tempat Penampungan Sementara, Mustaruddin, mengatakan sebanyak 200 unit bantuan tenda tersebut diperuntukkan untuk korban gempa di Ateng, dan 50 unit untuk korban gempa di Bener Meriah. (*)
"Sampai hari ini belum ada tenda bantuan yang kami dapat. Saya mau minta ke Posko Bantuan korban gempa, katanya sudah disalurkan melalui kecamatan," kata M. Yusra yang ditemui di Posko Bantuan Logistik Bencana Gempa Bumi Kabupaten Ateng, tepatnya di Lapangan Setdakab Ateng.
M. Yusra katakan, kerusakan tempat tinggal warganya maupun fasilitas umum seperti sekolah dan Polindes di Kampung Pantan Penyu sekitar 50 persen. Dan warga setempat lebih banyak yang mengungsi ke teras rumah dan halaman terbuka karena rumah warga setempat masih diliputi trauma. "Kebutuhan sandang pangan juga sulit. Lantaran jalan menuju kampung kami ada yang longsor dan tak dapat dilalui mobil,," kata M. Yusra.
Senada dengan Ipong, warga Kampung Paya Tumpi, Kecamatan Kebayakan, dia katakan sejak gempa terjadi sebanyak 80 KK masih mengungsi dari rumah. "Banyak rumah yang tidak layak huni lagi. Masyarakat masih trauma dan lebih memilih tidur diteras atau halaman terbuka. Tapi sampai sekarang belum menerima tenda bantuan," kata Ipong.
Padahal, lanjut Ipong, data sudah diberikan kepada Kepala Desa setempat. "Sejak mengungsi karena takut gempa susulan kembali terjadi belum ada dapat bantuan tenda. Mau tidak mau dibeli secara swadaya dan kurang memadai," keluh Ipong, yang terlihat tengah mengurus bantuan tenda di Posko Bencana Ateng. Namun, upaya Ipong akhirnya kandas dan tak membuahkan hasil. Karena Ipong menerima jawaban dari Bidang II, Tempat penampungan Sementara Posko Bencana bahwa telah diserahkan kepada pihak kecamatan.
Ditanya kepada Rudi, Bidang Logistik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan pihaknya telah menyalurkan bantuan tenda berukuran sekitar 15 x 6 meter kepada Pemkab setempat. Tenda besar tersebut selain berguna untuk tenda pengungsi, juga dapat sebagi tempat beribadah atau Shalat Tarawih beberapa Desa di Kecamatan yang Masjid-nya tidak layak lagi untuk dihuni. "Jumlah yang dibantu dari BNPB sebanyak 150 unit ukuran 15 x 6 meter. Yang telah kita serahkan kepada Pemkab 40 unit, dan sisanya masih didalam perjalanan menuju kemari," kata Rudi.
Data yang diperoleh dari Posko Bencana Bantuan Logistik Bencana Gempa Bumi Ateng, tenda bantuan dari BNPB telah didistribusikan ke 10 Kecamatan yang terkena dampak gempa Gayo, diantaranya Kecamatan Ketol 8 unit. Kute Panang 6 unit, Bebesesen 8 unit, Kebayakan 6 unit, Bies 1 unit, Silih Nara 1 unit, Celala 1 unit, Pegasing 1 unit dan dua kecamatan lagi, yaitu Rusip Antara dan Lut Tawar masih ditunda.
Selain itu, pihak posko juga menerima dan telah mulai mendistribusikan bantuan tenda keluarga berukuran 2,5 x 2,5 meter sebanyak 250 unit dari Asean Humanitasian Assistance (AHA) Centre. Salah seorang Petugas posko Bidang II, Tempat Penampungan Sementara, Mustaruddin, mengatakan sebanyak 200 unit bantuan tenda tersebut diperuntukkan untuk korban gempa di Ateng, dan 50 unit untuk korban gempa di Bener Meriah. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjelasan PLN Menjawab Tudingan Penyebab Kerusuhan
Redaktur : Tim Redaksi