Pengungsi Gempa di Mamuju Keluhkan Mahalnya Harga LPG 3kg

Rabu, 03 Februari 2021 – 22:40 WIB
Masyarakat korban gempa masih bertahan di sejumlah titik di kota Mamuju, Minggu (24/01/2021). Foto: ANTARA Foto/M Faisal Hanapi

jpnn.com, MAMUJU - Para pengungsi pascagempa yang ada di empat lokasi di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluhkan mahalnya harga LPG 3 Kg yang dijual seharga Rp 28.000 per tabung.

Salah seorang pengungsi di Desa Takandeang, Kecamatan Tapalang, Kabupaten Mamuju Ardi Basir mengatakan kenaikan harga LPG 3 Kg itu jauh di atas harga normal.

BACA JUGA: Kesigapan TNI AD Bantu Pendistribusian Air Bersih untuk Korban Gempa Sulbar

"Pascagempa gas LPG tiga kilogram di Kecamatan Tapalang harganya naik mencapai Rp 28.000. Ini sangat membebani para pengungsi yang sedang dilanda bencana," kata Ardi Basir di Mamuju, Rabu (3/2).

Menurut Ardi, semestinya para pengecer LPG tidak mencari untung di tengah bencana. Seharusnya mereka membantu dengan menetapkan harga gas sesuai aturan yang berlaku.

BACA JUGA: Wow! Dana untuk Mengudeta AHY Sangat Besar, Sebagian Sudah Disebar ke DPC

Dia berharap pihak berwenang bisa mengawasi penjualan LPG 3 Kg sehingga tidak merugikan masyarakat yang masih terdampak bencana.

Sementara itu, harga LPG 3 Kg di Kota Mamuju masih normal dan tidak mengalami kenaikan, yakni di harga Rp18.000.

BACA JUGA: DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemotongan Insentif Tenaga Kesehatan Covid-19

"Di Kota Mamuju masih stabil. Sepertinya di pelosok Mamuju harga LPG dipermainkan pengecer yang mengambil untung karena tidak terpantau pemerintah," ungkap Amrin, warga Kota Mamuju.

Diketahui, jumlah pengungsi di Sulbar secara keseluruhan mencapai 91.003, di mana sebanyak 58.123 orang di antaranya berada di Kabupaten Mamuju.

Berikutnya pengungsi di Kabupaten Kabupaten Majene sebanyak 25.737 orang, dan di Kabupaten Polman 5.343 orang.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler