Pengungsi Korban Gempa di Mamuju Trauma Pulang ke Rumah

Jumat, 10 Juni 2022 – 23:06 WIB
Anak-anak korban gempa bermain di depan tenda-tenda pengungsian di Stadion Manakarra Mamuju, Jumat (10/6). ANTARA/Amirullah

jpnn.com, MAMUJU - Warga yang mengungsi di beberapa titik di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, hingga hari ketiga pascagempa berkekuatan 5,8 magnitudo yang mengguncang wilayah itu masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.

Di Stadion Manakarra, Mamuju pada Jumat, puluhan anak-anak terlihat bermain di depan tenda-tenda pengungsian.

BACA JUGA: Guncangan Gempa Mamuju Terasa Sangat Kuat, Ternyata Ini Penyebabnya

Walaupun hujan deras mengguyur, namun sejumlah anak-anak tetap terlihat riang, seolah melupakan trauma gempa yang mereka alami.

Begitupun dengan para Ibu-ibu, dengan wajah lebih terlihat bertahan di tenda-tenda pengungsian di Stadion Manakarra Mamuju.

BACA JUGA: Mayjen TNI Gabriel Lema: Saya jadi Begini karena Makan Beras Polisi

Berbeda dengan hari sebelumnya, yakni pada Kamis (9/6), Stadion Manakarra Mamuju dipadati ratusan pengungsi di tengah aktivitas para sukarelawan memberikan bantuan kepada warga yang mengungsi.

"Hari ini, sebagian besar pengungsi, umumnya laki-laki beraktivitas di luar, seperti pada hari biasa. Tetapi, mereka akan kembali pada malam hari," kata salah seorang pengungsi, Rahman.

Ia bersama warga lainnya mengaku memilih tetap bertahan karena masih khawatir kemungkinan adanya gempa susulan, walaupun sebelumnya sudah ada imbauan dari BNPB agar mereka kembali ke rumah masing-masing.

"Kami masih trauma dan memilih tetap bertahan sampai benar-benar kami yakin sudah aman. Jadi, kalau siang, kami bekerja seperti bisa tetapi kami kembali ke sini (pengungsian) pada malam hari," tuturnya.

"Kami takut kalau terjadi gempa saat malam, sulit menyelamatkan diri," ujar Rahman.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak BPBD) Kabupaten Mamuju Taslim mengatakan, hingga hari ketiga pascagempa yang mengguncang daerah itu, sebagian warga masih memilih bertahan di pengungsian.

"Memang sudah ada yang pulang tetapi jumlahnya tidak signifikan," kata Taslim.

"Kalau siang seperti ini, mereka beraktivitas seperti biasa tetapi mereka akan kembali di tenda-tenda pengungsian saat malam," tambahnya.

Ia menyampaikan, masih banyaknya warga yang memilih bertahan di pengungsian karena trauma saat gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi pada 15 Januari 2021.

"Kami maklumi kondisi psikologi masyarakat yang masih bertahan karena mereka masih sangat trauma dengan kejadian serupa tahun lalu," ujar Taslim. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler