Pengungsi Longsor di Nganjuk Alami Sakit Perut, Muntah-muntah

Jumat, 19 Februari 2021 – 09:17 WIB
Sejumlah anak pengungsi tanah longsor didampingi orang tuanya bermain bersama sukarelawan di dalam tenda pengungsian di kawasan SDN 3 Ngetos, Nganjuk, Jawa Timur, Selasa (16/2/2021). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru

jpnn.com, NGANJUK - Puluhan pengungsi dan sukarelawan bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, diduga keracunan.

Saat ini para korban keracunan masih dalam perawatan.

BACA JUGA: Kesaksian Warga Nganjuk Korban Longsor: Alarm Tanda Bahaya Rusak

Arif Firmansyah, salah seorang korban keracunan massal mengatakan ia dengan dua orang temannya sebelumnya makan mi ayam yang disiapkan petugas.

Ia makan mi pada Kamis (18/2) malam sekitar jam 18.00 WIB dan baru merasa sakit perutnya sekitar pukul 24.00 WIB.

BACA JUGA: Kepala BMKG: Waspada Potensi Gempa Besar

"Saya makan mi ayam sekitar jam 18.00 WIB dan baru merasa keracunan itu jam 24.00 WIB," katanya, Jumat (19/2) pagi.

Terdapat sekitar 21 orang pengungsi dan sukarelawan bencana tanah longsor di Desa Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang saat ini mengalami sakit. Perut mereka sakit dan muntah-muntah.

BACA JUGA: Lagi, Artis Perempuan Ditangkap karena Narkoba, Nih Penampakannya

Rata-rata mereka makan mi ayam bantuan dari donatur, pada Kamis (18/2) sore.

Mi tersebut dimasak oleh petugas di depan kantor Kecamatan Ngetos, dengan alat kompor tersendiri.

Arif Firmansyah menjelaskan mi yang dimasak ialah mi untuk mi ayam dengan model mi basah.

Seluruhnya dimasak oleh petugas lalu ditaruh di mangkuk makanan lengkap dengan bumbunya. Mi ayam tersebut baru dimasak pada Kamis sore dan langsung dibagikan kepada petugas.

Seluruhnya juga diberikan kepada yang mau baik warga dan sukarelawan bencana tanah longsor tersebut. Ada banyak mi ayam yang disediakan oleh petugas dan semuanya dibagikan.

Mayoritas para korban mulai merasakan sakit Kamis malam. Mereka mengalami muntah-muntah serta diare, sehingga harus dibawa ke puskesmas.

Para korban tersebut langsung dibawa ke Puskemas Ngetos, Kabupaten Nganjuk yang lokasinya di depan posko utama, Kantor Kecamatan Ngetos. Tempat itu juga dekat dengan tempat pengungsian warga.

Dari sekitar 21 orang yang diduga mengalami keracunan massal tersebut, tiga orang terpaksa dirujuk ke RSUD Nganjuk, karena kondisinya semakin lemah. Hal itu untuk dilakukan agar mereka mendapatkan perawatan lebih optimal.

Sementara itu, polisi juga turut menyelidiki kasus tersebut dengan memeriksa sejumlah saksi baik petugas masak, pengungsi dan sukarelawan yang menjadi korban. Petugas juga mengambil sampel dari sisa mi ayam yang telah dimasak itu dan sampel muntahan korban.

Untuk pencarian korban tanah longsor yang masih tersisa satu, petugas juga terus melakukan pencarian. Diharapkan, korban segera ditemukan, sehingga bisa secepatnya dimakamkan dengan layak.

Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Selopuro, Desa/kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, pada Minggu (14/2) setelah hujan deras mengguyur daerah ini. Akibatnya, 10 rumah warga rusak, yakni delapan rumah warga tertimbun dan dua rusak berat.

Di daerah tersebut, ada 186 orang warga yang terdata. Dari jumlah itu, 21 orang di antaranya dinyatakan hilang. Dari jumlah itu, dua orang berhasil selamat, 18 orang meninggal dunia serta seorang lagi masih dicari. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler