jpnn.com, JAKARTA - Pengurus Ikatan Alumni Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (IKATL ITS) kembali menggelar diskusi bertema 'Cangkrukan Bareng'.
Dua tokoh Ikatan Alumni ITS (IKA ITS) hadir, yakni Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Direktur PT Pembangunan Jaya Sutopo Kristanto.
BACA JUGA: Kampanye Calon Ketum IKA ITS Masuk Putaran Akhir, Eri Cahyadi Ingatkan Peran Alumni Membangun Bangsa
Adapun tema diskusi kali ini membahas kepemimpinan membangun organisasi yang agile, mandiri, dan bermanfaat.
Dalam pembahasan tersebut juga dibahas terkait kolaborasi dan upaya memperkuat jaringan antar alumni ITS jelang Kongres IKA ITS pada 9-10 Agustus 2024 mendatang.
BACA JUGA: Mahasiswi Indonesia jadi Pemenang Designer of The Year di Ajang AYDA International
Dwi Soetjipto mendorong agar dalam penyelenggaran kongres IKA ITS tidak hanya mengutamakan pergantian kepemimpinan.
Dia meminta ikatan alumni ITS juga membahas berbagai pemikiran untuk pemerintahan ke depan.
BACA JUGA: SIG Tawarkan Solusi Bahan Bangunan Rendah Karbon
"Kongres yang akan datang, jangan lupa ada sesi mengenai apa yang bisa kami sampaikan kepada pemerintahan yang baru nanti untuk Indonesia menghadapi era emas 2045 nanti," ujar Dwi, Selasa, (11/7).
Mantan ketua umum IKA ITS tersebut juga mengingatkan pentingnya mengutamakan persatuan dalam persaingan.
Dengan cara itu, dia meyakini akan melahirkan kolaborasi sekaligus memperkuat jaringan antar alumni ITS.
"Dengan kontribusi yang kita hasilkan, nantinya dipakai untuk melahirkan invetasi yang lebih baik bagi negara ini dan membangun industrinya. Sehingga kita bisa menunjukkan kapasitas nasional cukup dan tidak harus kita mendatangkan dari pihak lain," kata Dwi.
Sementara, Sutopo dalam diskusi membanggakan posisi ikatan alumi ITS, yang terpilih sebagai ketua presidium Perhimpunan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni).
Meski begitu, Sutopo memiliki catatan kritis terkait peran banyak alumni ITS yang selama ini dirasa belum berani menggairahkan dunia politik nasional.
Sejauh ini hanya sosok Menteri Sosial Tri Rismaharini yang berada pada posisi pengambil kebijakan nasional.
"Karena standing politik itu penting. Jadi kita telah banyak tokoh-tokoh dari ITS yang bergerak di segala bidang, tapi dalam sisi yang memengaruhi kebijakan masih kurang," tutur Sutopo.
Sebagai informasi terdapat tujuh bakal calon yang telah memenuhi syarat dan akan bersaing untuk menggantikan Ketua Umum IKA ITS Sutopo Kristanto.
Para calon ketua umum ini berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari direktur BUMN hingga pengusaha.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada