jpnn.com, SURABAYA - Pengurus Ikatan Keluarga Alumni Universitas Airlangga (IKA Unair) bersilaturahmi ke rumah Dahlan Iskan di kawasan Ketintang, Surabaya, kemarin (31/5).
Selain memberikan dukungan moral dan doa, para pengurus IKA Unair memaparkan salah satu program mereka, yakni membuat rumah sakit terapung.
BACA JUGA: Dulu Pak Dahlan Mendukung Jokowi tapi kok Sekarang Dibegitukan?
”Kami tahu Pak Dahlan itu pemikirannya bagus. Jitu dalam mengambil keputusan. Maka, kami meminta masukan dari beliau soal program rumah sakit terapung ini,” kata Ketua Umum IKA Unair Haryanto Basoeni.
Haryanto kemarin didampingi para pengurus inti. Mereka adalah Mashariono (anggota dewan pertimbangan), Akmal Boedianto, Pudjo Hartono (ketua), M. Nudi Widajanto (Sekjen), Noer Chotimah, Agoes Widiastono (sekretaris), dan para ketua departemen.
BACA JUGA: Bisa Jadi Janda Sekaligus Duda
RS terapung merupakan program andalan IKA Unair periode 2017–2021. Mereka menghimpun dana dari para alumnus, kemudian memesan kapal pinisi dari Bulukumba, Sulawesi Selatan.
”Kapal tersebut dirancang khusus sebagai rumah sakit yang dilengkapi dengan ruang operasi,” kata Dr dr Pudjo Hartono SpOG.
BACA JUGA: Seperti Buya Hamka, Dahlan Iskan Tetap Berkarya
Ide pembuatan RS terapung itu berasal dari para dokter di kepulauan. Para dokter tersebut biasanya menyewa kapal untuk kegiatan pengobatan gratis di pulau-pulau terpencil yang belum memiliki fasilitas kesehatan.
Dari situlah IKA Unair tertarik untuk membuat RS terapung dengan fasilitas medis yang memadai dan standar yang baik.
Nanti, kata Pudjo, RS terapung itu berkeliling ke lokasi-lokasi yang jauh dari jangkauan rumah sakit atau puskesmas.
”Dari kajian kami, persoalan yang ada di kepulauan tidak sekadar kesehatan. Ada ekonomi, hukum, dan sebagainya. Jadi, RS terapung ini bisa membawa banyak misi,’’ kata dokter spesialis kandungan itu.
Dahlan mengapresiasi gagasan tersebut. Apalagi ide itu ternyata sudah dilaksanakan. Bukan sekadar wacana. Saat ini kapal sedang dibuat. Tahun ini ditargetkan rampung dan bisa beroperasi.
Dahlan berpesan agar IKA Unair memikirkan betul pengelolaan RS terapung tersebut. Jangan sampai setelah jadi, ternyata kapalnya hanya mampu berlayar sekali dan setelah itu tidak berkelanjutan.
”Ini (RS terapung) seksi sekali. Tapi, kalau tidak direncanakan dengan matang, dampaknya bisa menyakitkan,” kata Dahlan.
Karena itu, Dahlan menyarankan RS terapung tidak dikelola sendiri oleh IKA Unair. Harus ada badan pengelola yang bertanggung jawab atas pelaksanaan program tersebut.
”Kalau di swasta, yang bertanggung jawab adalah yang punya ide. Sebab, pemilik ide ini pasti memiliki api dalam dadanya untuk dinyalakan di program tersebut,” ujar mantan Dirut PLN itu.
Setelah berdiskusi dan berbuka puasa bersama, para pengurus IKA Unair mencoba mobil listrik Tesla milik Dahlan.
Mobil listrik buatan Amerika Serikat yang diimpor dari Inggris itu sengaja dibeli Dahlan untuk menunjukkan bahwa perkembangan mobil listrik di negara lain sudah maju.
Dalam beberapa bulan terakhir, rumah Dahlan Iskan memang tidak pernah sepi tamu. Sebelumnya, pengurus sejumlah lembaga juga berkunjung.
Di antaranya, Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII) Jatim, Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), PP GP Ansor, dan PP Pemuda Muhammadiyah.
Belum lagi para ulama dan tokoh, yakni KH Mustofa Bisri, para kiai sepuh PW NU Jatim, mantan Kepala BIN Hendropriyono, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid), mantan Ketua MK Mahfud MD, mantan Ketua KPK Abraham Samad, ekonom Faisal Basri, dan yang lainnya. (gun/c6/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muhaimin: Kok Bisa Pak DI Digituin ya?
Redaktur & Reporter : Soetomo