Polisi di Papua Nugini telah menuduh seorang pengusaha asal China berusaha melakuikan penyuapan, dan sedang menyelidiki apalah pengusaha tersebut melakukan praktek imigrasi gelap bagi para peekerja asal China.
Polisi mengatakan Zhiyuan 'Aaron' Cui ditahan sebagai bagian dari penyelidikan yang dilakukan mengenai pekerja asing di PNG.
BACA JUGA: James Ricketson Jatuh Sakit Di Penjara Kamboja
"Tertuduh menawarkan 10 ribu Kina (sekitar Rp 40 juta) kepada Petugas polisi di ibukota Port Moresby Sersan Senior Apollos Terry." kata Kepolisian PNG dalam sebuah pernyataan.
"Polisi menuduh bahwa usaha penyuapan itu merupakan bagian dari usaha agar polisi menghentikan penyelidikan yang sedang berlangsung, dan menyerahkan berbgaia dokumen yang sudah disita oleh Cui.
BACA JUGA: Sejumlah Kesalahan WNI Saat Menyetir di Australia
Petugas polisi telah memeriksa kantor Cui, A&D Consultancy, dan dilaporkan menemukan 200 stempel milik berbagai perusahaan, termasuk 24 stempel perusahaan milik pemerintah China.
Perusahaan seperti China Engineering (PNG) Limited, China Railway Construction Engineering Group North Project Company PNG Ltd, China Harbour Engineering Company Limited, Covec (PNG) Limited sekarang terlibat dalam proyek pembangunan infrastruktur di Papua Nugini.
BACA JUGA: Perempuan Ini Dinyatakan Bersalah Karena Tidak Berdiri Di Depan Hakim
Polisi menuduh bahwa Cui memalsukan dokumen dan membantu para pekerja untuk bekerja walau visa mereka sudah habis.
Polisi mengatakan mereka menemukan paspor tanpa adanya cap ketika mereka masuk, namun yang lain ada cap ketika keluar, walau para pekerja itu masih berada di PNG.
Pihak berwenang juga menahan lima perempuan asal Filipina dan seorang pria China lainnya sebagai bagian dari investigasi.
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Universitas Perlu Tingkatkan Upaya Cegah Paham Radikal