TARAKAN - Kelangkaan bahan bangunan berupa semen benar-benar terjadi di Tarakan, Provinsi Kalimantan Timur. Pantauan Radar Tarakan (JPNN Group) di beberapa toko bangunan, hampir semua mengalami kekosongan semen. Hanya ada satu toko yang ada semennya. Namun semen tersebut menurut penjualnya sudah dipesan sama orang.
“Semen ini sudah ada pemiliknya. Malah sudah dibayar, tapi belum diambil,” kata salah satu penjaga toko bangunan di bilangan Yos Sudarso. Harga semen per sak, menurut dia Rp 75.000.
Dia mengatakan, selain yang telah dipesan sama orang itu, semen di toko sudah tidak ada lagi. “Kalau ada yang mau beli tidak ada lagi. Tunggu nanti kalau sudah datang,” sambung wanita yang enggan disebutkan namanya itu.
Sementara terjadinya kelangkaan semen sejak beberapa bulan terakhir menjadi keluhan masyarakat. Terutama dari kalangan pengusaha di bidang konstruksi. Maxi A Donatus misalnya. Sekretaris Gabungan Pengusaha Kontraktor Nasional (Gapeknas) Tarakan itu mengaku kecewa dengan yang terjadinya kelangkaan semen di Tarakan.
“Saya sangat gregetan dengan yang terjadi pada semen saat ini. Apalagi harga semen kini mencapai Rp 75.000 per saknya. Mengapa ini harus terjadi, di mana tanggung jawab Pemerintah Kota, melalui dinas terkaitnya,” tegas Maxi.
Dia mengatakan, terkait dengan terjadinya kelangkaan bahan bangunan, terutama semen ini, kalangan pengusaha sudah menyurati DPRD Tarakan. Namun hingga sekarang belum juga mendapatkan jawabannya.
Menurutnya, kelangkaan semen sangat menghambat proses pembangunan. Karena rata-rata kegiatan pembangunan menggunakan bahan dasar semen. Selain itu, kondisi ini juga sangat merugikan bagi kalangan pelaku usaha, terutama di bidang konstruksi.
Dia mencontohkan, rekan salah satu kontraktor yang melaksananakan kegiatan pembangunan salah satu sekolah di Tarakan. Target pembangunan yang seharusnya selesai dalam bulan ini, terhambat karena bahan material yang tidak ada. Terutama semen. “Ini jelas sangat merugikan. Tak hanya pengusaha, tapi juga pemerintah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Maxi menyesalkan pihak Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Tarakan, yang tidak mengikutsertakan pihak pengusaha saat melakukan razia beberapa hari lalu. Padahal menurutnya, selaku pengusaha juga perlu tahu kebenaran secara langsung di lapangan.
“Kita pengusaha kan juga ingin tahu. Apa benar semen tersebut tidak ada di gudang?” ujarnya kecewa. Dia juga mempermasalahkan keberadaan 2000 sak semen di salah gudang di Tarakan. “Kenapa itu dibiarkan (menumpuk di gudang). Sementara di pasaran kosong,” tandas dia. (mad/ngh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BUMN Bukan Sumber Pendapatan
Redaktur : Tim Redaksi