jpnn.com, SURABAYA - Para pengusaha logistik mencari alternatif lain untuk menyiasati tarif kargo udara yang melambung.
Salah satunya dengan mengirimkan barang lewat transportasi darat dan laut yang harganya lebih terjangkau.
BACA JUGA: Ramadan, Asperindo Targetkan Transaksi Rp 200 Miliar
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik (Asperindo) Jawa Timur (Jatim) Ardito Soepomo mengatakan, kenaikan surat muatan udara (SMU) memaksa pengusaha meninggalkan jalur pengiriman udara.
’’Hampir 95 persen anggota kami sudah mengalihkannya. Baik menggunakan truk maupun kereta api,” ujar Ardito, Rabu (6/3).
BACA JUGA: Industri Jasa Ekspedisi Terhambat Regulasi
Asperindo Jatim, menurut dia, mengandalkan jalur darat untuk pengiriman dalam satu pulau.
Sementara itu, untuk pengiriman antarpulau, para pengusaha logistik itu memprioritaskan transportasi laut.
BACA JUGA: Mudahkan Akses UKM, AP II Jalin Kerja Sama Dengan Asperindo
Ardito menuturkan, pengiriman di Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur kini tidak menggunakan jalur udara.
Di sisi lain, sebagian pengiriman ke arah Sumatera masih menggunakan jalur udara.
’’Misalnya, kiriman dari Surabaya ke Bandar Lampung. Dari Surabaya ke Jakarta kami naikkan darat. Nanti dari Jakarta ke Bandar Lampung baru melalui udara,’’ kata Ardito.
Meski demikian, dia mengaku pengiriman dengan cara tersebut memakan lebih banyak waktu. Untuk itu, pihaknya mengedukasi konsumen.
Ardito menyarankan konsumen yang mengirimkan barang tidak urgent menggunakan jalur alternatif selain udara.
Pengiriman menggunakan jalur darat dan laut tersebut memang lebih menghemat ongkos.
Harga pengiriman menggunakan jalur darat dan laut menekan biaya hingga 60 persen jika dibandingkan dengan jalur udara.
Berdasar catatan Asperindo Jatim, kenaikan tarif kargo itu bervariasi. Tidak semua wilayah mengalami besaran kenaikan tarif kargo yang sama.
Untuk pengiriman dari Surabaya, tarif kargo meningkat hingga 70 persen. (ell/c20/hep)
Redaktur : Tim Redaksi