Pengusaha Muda Maria Monica Bicara Tentang Agama dan Etos Kerja

Rabu, 10 Maret 2021 – 15:34 WIB
Maria Monica Leoningrum. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha muda Maria Monica Leoningrum menilai agama dan etos kerja memiliki hubungan yang sangat erat.

Menurut dia, agama menjadi suatu norma untuk manusia menjalankan kehidupannya sesuai ajaran Tuhan.

BACA JUGA: Gunakan Teknologi eFishery, 2 Wanita ini Sukses Jadi Pengusaha Akuakultur

“Begitu juga di dalam perusahaan. Kita tahu norma atau ketentuan itu ada. Jadi, bagaimana cara menghubungkan agama bisa meningkatkan etos kerja dari karyawan untuk mencapai keberkahan," ujar Leony dalam Silaturahmi dan Ceramah Rohani Imam Besar di Islamic Center of New York Muhammad Shamsi Ali bertajuk Agama Dan Peningkatan Etos Kerja di Tower 88 Casablanca, Jakarta, Selasa (9/3).

Menurut Direktur Artharia Karya Oranye (AKO) PTE Ltd itu mengaku tidak pernah membedak-bedakan karyawan.

BACA JUGA: Sandiaga Minta Pengusaha Muda Jadi Mitra Kembangkan Desa Wisata

"Yang paling penting tidak pernah saya melihat karyawan berdasarkan agamanya, suku dan etnis, dan gendernya. Semuanya sama," kata Leony

Lulusan Prasetiya Mulya Business School itu menambahkan, semua karyawan harus menjadikan agama sebagai spirit menjaga persatuan dan kesatuan dalam bekerja.

“Jadi, jangan ada kolompok-kolompok yang membuat kelompok terpisah terutama berhubungan dengan agama," imbuh wanita 30 tahun itu.

Leony juga mengaku kerap meminta karyawannya menggelar doa bersama sebelum memulai bekerja.

Dia mencontohkan para karyawan PT Prakarsa Betung Meruo Senami Jambi (PBMSJ) yang selalu berdoa sebelum memulai pekerjaan. PBMSJ sendiri merupakan anak usaha AKO.

“Itu sebelum pandemi. Setelah pandemi kami mengatur jadwal WFH atau WFO satu minggu-satu minggu. Tetap kami terus mengatur mengenai doa bersama," paparnya.

Leony berharap agama sebagai jalan peningkatan etos kerja sehingga perusahaannya tidak hanya berkembang, tetapi juga lebih memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

"Apabila perusahaan berkembang, karyawan pun ikut merasakan kesejahteraan. Di dalam hubungannya agama, karyawan, apa pun agamanya, pasti ikut mendoakan perusahaan ini," ucap Leony.

Sementara itu, Imam Shamsi Ali mengatakan bahwa etos kerja akan terbangun dari keragaman dan kesepahaman dalam dunia global yang penuh kompetisi ini.

Menurutnya, yang diperlukan saat ini adalah keteladanan dalam titik-titik kebaikan dalam setiap komunitas.

"Bayangkan kalau cinta kasih dan kasih sayang dipertemukan. Kalau ini terjadi, kerja sama akan baik. Beyond dari patnership akan terjadi apresiasi. Aparesiasi ini artinya menyadari bahwa setiap komunitas itu ada kekurangan dan kelebihan,” kata dia. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler