jpnn.com, JAKARTA - Dewan Pengurus Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta meyakini tren positif ekonomi ibu kota di era Gubernur Anies Baswedan akan tetap terjaga tahun depan. Hippi memprediksi pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun depan bertahan di angka enam persen.
"Untuk tahun 2020, kami berharap agar kinerja ekonomi Jakarta tetap terjaga dan kondusif dengan harapan bahwa prestasi yang diraih dalam tiga tahun terakhir mampu tetap dipertahankan," kata Ketua Umum DPD Hippi DKI Jakarta Sarman Simanjorang di Jakarta, Selasa (17/12).
BACA JUGA: Dedi: Anies Baswedan Gubernur Labil, Hanya Bisa Retorika
Pada 2016, kinerja perekonomian Jakarta sebesar 5,85 persen, memasuki 2017 naik sebesar 6,22 persen. Walaupun ada penurunan pada 2019 akan tetapi masih berada di angka 6,17 persen. Artinya, ujar Sarman, kinerja ekonomi Jakarta mengalami produktivitas yang positif.
Pada 2019, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi Jakarta walaupun mengalami sedikit penurunan, dipastikan tetap bercokol di angka 6 persen. "Di triwulan IV dengan naiknya konsumsi rumah tangga menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru diperkirakan sebesar 6,00 persen," kata Sarman.
BACA JUGA: Kadis Pariwisata DKI Bubuhkan Tanda Tangan Anies Baswedan di Anugerah untuk Colosseum
Kondisi ini, lanjut dia, sangat berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang yang trennya tidak sesuai harapan. Pada 2016 sebesar 5,02 persen, tahun 2017 sebesar 5,07 persen.
Berlanjut tahun 2018 sebesar 5,17 persen dan tahun 2019 pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan sebesar 5,1 persen dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang ada. Sedangkan untuk 2020 pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2-5,5 persen.
BACA JUGA: Lepas Tanggung Jawab soal Diskotek Colosseum, Gubernur Anies Salahkan Anak Buah
"Ekonomi nasional pada triwulan I sebesar 5,07 persen, triwulan II sebesar 5,05 persen dan triwulan III sebesar 5,02 sedangkan triwulan IV diperkirakan di angka 5,1 persen," kata Sarman.
Tren kinerja ekonomi Jakarta yang positif ini, diketahui terpengaruh oleh kemampuan Pemprov DKI Jakarta mengelola harga pokok pangan yang stabil. Hal itu untuk menjaga konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat yang terjaga sehingga tingkat inflasi juga selalu terkendali.
Berbagai program bantuan yang diberikan pemerintah kepada berbagai kalangan masyarakat melalui berbagai kartu yakni Kartu Jakarta Sehat, Kartu Jakarta Pintar, Kartu Pekerja, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul dan lain-lain dipastikan tepat sasaran yang mendorong daya beli masyarakat tetap stabil.
Di sisi lain, kepercayaan investor menanamkan modalnya di DKI Jakarta juga sangat tinggi. Hal bisa dilihat dari pencapaian target investasi triwulan III tahun 2019 yang menembus angka Rp41,1 triliun sebagai Indikator Jakarta masih memiliki daya tarik bagi investor di tengah sentimen perpindahan ibu kota.
"Tentu hal ini juga tidak luput dari pelayanan perizinan yang semakin terukur dan memiliki kepastian dan iklim usaha yang kondusif," katanya. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil