Pengusaha tambang Australia Clive Palmer mengatakan dia merasa lebih baik telah menghabiskan dana untuk Pemilu 18 Mei sebesar AU$ 55 juta atau sekitar Rp 550 miliar daripada menyumbang untuk badan amal.
United Australia Party (UAP) milik Palmer meraup 3,4 persen suara nasional, tetapi gagal mendapatkan kursi di Parlemen.
BACA JUGA: Tantangan Jokowi Lima Tahun ke Depan
Palmer yang memperkirakan telah menghabiskan antara AU$ 50-55 juta untuk iklan selama kampanye, mencalonkan diri sebagai calon senator dari Dapil Queensland.
Ia mengatakan menghabiskan dua minggu terakhir masa kampanye untuk mencoba menghentikan pemimpin Partai Buruh Bill Shorten menjadi perdana menteri.
BACA JUGA: People Power di Mata Warga Jakarta Pasca Pengumuman KPU
"Kami pikir itu akan menjadi bencana bagi Australia," kata Palmer kepada Radio ABC Brisbane.
"Kami memutuskan untuk mempolarisasi pemilih dan menempatkan iklan tersisa yang belum digunakan untuk menjelaskan rencana ekonomi Shorten dan bagaimana agar rakyat perlu khawatir tentang itu."
BACA JUGA: Jokowi Ajak Masyarakat Dewasa, Prabowo Gugat Hasil Pemilu Ke MK
Palmer mengatakan memblokir kebijakan pajak yang diusulkan Partai Buruh bermanfaat bagi masyarakat.
"Belanja iklan pemilu itu lebih efektif daripada memberikan uang untuk Meals on Wheels (salah satu amal)," kata Palmer.
Palmer mengatakan preferensi partainya telah membantu mengamankan kemenangan untuk Pemerintah Koalisi (Partai Liberal dan Partai Nasional).
Dia menambahkan tidak khawatir partainya belum mendapatkan satu kursi baik di DPR atau Senat.
"Saya sangat, sangat gembira kita memiliki pemerintahan yang kuat di Australia," kata Palmer.
"Kami telah menyelamatkan negara dari (Bill Shorten) yang licik." Photo: Iklan United Australia Party milik Clive Palmer membidik Partai Buruh selama pemilu federal 2019, menyebut pemimpun oposisi Bill Shorten "licik". (United Australia Party)
Palmer membantah dia akan menuntut keistimewaan bagi kepentingan bisnisnya dari Pemerintahan Koalisi sebagai imbalan dukungannya.
Mantan politisi Partai Buruh Wayne Swan mengatakan kampanye iklan Palmer telah merugikan Partai Buruh.
"Kita dibanjiri oleh iklan-iklan kepentingan pribadi dan miliarder selama kampanye," kata Swan.
"Masa depan demokrasi kita terancam ketika seorang individu dapat menghabiskan AU$ 60 juta, dalam kesepakatan preferensi dengan Partai Liberal, untuk membantu memenangkan pemilu."
Palmer mengatakan ia tidak berbeda dengan partai politik lain atau kelompok lobi yang menghabiskan uang untuk kampanye iklan.
"Bagaimana dengan Partai Buruh? Bagaimana dengan (kelompok aktivis ) Get Up? Dia (Wayne Swan) seorang pecundang," kata Palmer. Photo: Iklan Clive Palmer di sebuah bangunan di Perth. (ABC News: Jessica Strutt)
Simak berita lainnya dari ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ponsel Huawei Diputus Google, Layanan Aplikasi Apa yang Akan Hilang?