Pengusungan Jokowi-Ahok Tanpa 'Uang Tiket' Partai

Kamis, 12 Juli 2012 – 21:30 WIB

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Martin Hutabarat mengatakan lolosnya pasangan Jokowi-A Hok pada putaran pertama Pemilukada DKI Jakarta merupakan kemenangan warga DKI Jakarta yang menginginkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Kalau saja mayoritas warga DKI Jakarta tidak dalam posisi menginginkan perubahan, menurut Martin Hutabarat, mustahil Jokowi-A Hok bisa berhadapan dengan incumbent Fauzi Bowo-Nara di putaran kedua Pemilukada DKI Jakarta.

"Jokowi-A Hok lolos ke putaran kedua bahkan meraih suara melebihi incumbent. Itu terjadi karena mayoritas warga DKI Jakarta sudah jenuh dengan praktik korupsi dan ingin perubahan makanya dipilih Jokowi A Hok," kata Martin Hutabarat, di gedung DPR, Senayan Jakarta, Kamis (12/7).

Dikatakan, pasangan Jokowi-A Hok sebenarnya masing-masing bukan kader asli PDI Perjuangan dan Gerindra. "Jokowi itu latar belakangnya pengusaha dan A Hok sejatinya kader Golkar. Tapi karena PDI Perjuangan dan Gerindra melihat dua sosok itu yang pantas untuk diusung, maka hasilnya optimal. Artinya PDI Perjuangan dan Gerindra merupakan dua partai yang mengusung calon gubernur dan calon wakil gebernur berasal dari luar kader partai," tegasnya.

Selain itu lanjutnya, selama proses yang terjadi di internal PDIP dan Gerindra untuk memutuskan Jokowi-A Hok sebagai cagub dan cawagub DKI Jakarta, sama sekali lepas dari urusan jual-beli partai.

"Dengan proses yang sedemikian bersihnya dari politik uang, Jokowi dan A Hok kita harapkan bisa menyelenggarakan APBD secara optimal dan menempatkan PNS di jajaran DKI Jakarta tanpa pesan sponsor," harapnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berbaju Kotak-kotak Dilaporkan ke Panwaslu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler