Penjabat Bupati Herman Mengajak Masyarakat Meneladan Para Pangeran Sumedang

Rabu, 27 September 2023 – 10:57 WIB
Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman. Foto: source for JPNN

jpnn.com - SUMEDANG - Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman menjernihkan pernyataannya saat memberikan sambutan pada Haul Pangeran Sugih di alun-alun Sumedang, Sabtu (23/9).

Herman juga sekaligus mengklarifikasi isi surat yang dilayangkan Rukun Wargi Sumedang (RWS) Pengurus Cabang Sumedang kepada DPRD Kabupaten Sumedang yang mempertanyakan pernyataannya itu, tepatnya tentang kata 'pangeran'.

BACA JUGA: Sumedang Masuk Top 25 KIJB 2023

Herman menuturkan kata 'pangeran' dimaksud merupakan kiasan atau makna konotatif (untuk menggugah rasa), bukan makna denotatif (makna sebenarnya).

"Saya menyampaikan pernyataan itu dalam konteks keberlanjutan kepemimpinan pada acara haul Pangeran Sugih," katanya pada Rabu (27/9).

BACA JUGA: Bikin Sumedang Moncer, Bupati Dony Diundang Bekali Para Calon Dandim di Pusdikter

"Saya sampaikan bahwa pada masa lalu Sumedang memiliki pemimpin yang membanggakan seperti Pangeran Sugih, Pangeran Kornel dan Pangeran Mekkah."

"Spirit dari kepemimpinan Pangeran Sumedang harus diambil serta mengadaptasikannya dengan tantangan masa kini. Jadi kata 'Pangeran' tersebut disampaikan dalam konteks kepemimpinan untuk menggugah rasa (memotivasi), bukan pengertian sebenarnya sebagai gelar keturunan raja," imbuhnya.

BACA JUGA: Jago Kelola Aset Daerah, Sumedang Jadi Kampiun Asset Jabar Award 2023

Menurut Herman, contoh kiasan atau kata yang menggugah, seringkali terdengar seperti julukan 'Pangeran Biru' sebagai kiasan atas kebanggaan kepada tim Persib.

Ada juga kata 'Cadas Pangeran', yakni nama jalan di Sumedang yang mengabadikan perjuangan Pangeran Kornel dalam pembangunannya.

Herman mengatakan, saat ini Sumedang telah menorehkan berbagai prestasi sebagai kabupaten dengan kinerja pemerintahan terbaik tingkat Provinsi Jabar maupun nasional di bawah kepemimpinan bupati dan wakil bupati periode 2018-2023.

"Jadi, yang dimaksud 'Pangeran' di sana adalah kepemimpinan Bapak Dony dan Bapak Erwan yang membanggakan laksana pangeran," ujarnya.

Herman bilang tidak ada maksud membanding-bandingkan antara kepemimpinan para Pangeran Sumedang dengan kepemimpinan masa kini, tetapi mempersandingkan.

"Jangan sampai terjebak pada romantisme masa lalu. Haul Pangeran Sugih, harus ditempatkan sebagai media untuk mendoakan, serta momentum untuk mengambil spiritnya sebagai bekal bagi peningkatan kualitas kepemimpinan masa kini dan ke depan," kata Herman.

Dia juga menyampaikan permohonan maaf.

"Apabila ada salah paham atas pernyataan 'Pangeran' tersebut, dari lubuk hati terdalam saya menyampaikan permohonan maaf. Sebagai Penjabat Bupati Sumedang, saya tidak punya maksud lain kecuali memotivasi dan menginspirasi masyarakat agar meneladan kepemimpinan Pangeran Sumedang," katanya. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler