jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, jumlah aksi kejahatan disertai tindak kekerasan belakangan ini mulai melonjak.
Kemungkinan disebabkan angka pengangguran yang semakin tinggi akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
BACA JUGA: Saran Pak Yusri Untuk Cegah Kejahatan Selama Pandemi Corona
Menurut Neta, pelaku umumnya sadis dan tak berperikemanusiaan. Mereka tak segan-segan membacok tangan korban saat melakukan aksi perampokan, ketika merasa korban melakukan perlawanan.
"Saya kira memang menarik untuk melihat lebih jauh angka kriminalitas akhir-akhir ini, sejak dibebaskannnya 35 ribu narapidana lewat program asimilasi. Di beberapa daerah itu tingkat kejahatan mulai merangkak naik," ujar Neta kepada jpnn.com, Kamis (23/4).
BACA JUGA: Selama PSBB Ada Tren Kejahatan Meningkat, Polisi Tak Segan Tembak di Tempat
Neta kemudian mencontohkan di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Angka kejahatan sejak 1 April hingga 22 April, melonjak dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.
IPW menurut Neta, mencatat setidaknya terdapat 12 kasus kejahatan di Sidoarjo. Dari jumlah tersebut tujuh kasus merupakan tindak pidana pencurian dengan kekerasan (curas).
BACA JUGA: Pesan Serius Bang Emrus untuk Politisi Ingin Impeachment Jokowi
Sementara pada bulan sebelumnya, tindak kejahatan masih di bawah angka tersebut.
"Saya baru dari Jatim, di Sidoarjo misalnya, sejak 1 April 2020 kejahatan melonjak. Dari 12 kasus kejahatan, 7 di antaranya curas. Pelaku rata-rata empat orang dengan dua sepeda motor dan tak segan-segan membacok tangan korban hingga putus," katanya.
Neta berharap masyarakat lebih berhati-hati saat berada di luar rumah, dengan senantiasa bersikap waspada. (gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang