jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Hendri Satrio menilai, langkah Bagyo Wahyono-FX Suparjo maju sebagai lawan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, di Pilkada Kota Solo 2020, patut diapresiasi.
Hendri menilai, langkah tukang jahit yang berpasangan dengan ketua RW ini bukti rakyat biasa sekalipun bisa melaju sebagai pasangan calon pemimpin, meski tanpa dukungan partai politik.
BACA JUGA: Ini Efeknya Jika Gibran Kalah Dari Pasangan Penjahit-Ketua RW
"Enggak apa-apa juga kan kalau ada rakyat yang tampil melawan seorang Gibran," ujar Hendri kepada jpnn.com, Jumat (11/9).
Dosen di Universitas Paramadina ini menilai, majunya pasangan penjahit-ketua RW melawan Gibran Rakabuming Raka yang berpasangan dengan Ketua DPRD Solo Teguh Prakosa, hal yang sangat positif bagi demokrasi.
BACA JUGA: Penjahit dan Ketua RW Berani Melawan Gibran, Ujang Sebut Bentuk Sindiran
"Ini artinya demokrasi hingga ke akar rumput. Siapapun bisa mencalonkan diri sebagai pemimpin di sebuah daerah," ucapnya.
Meski demikian, pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini mengakui, peluang Gibran-Teguh untuk menang sangat besar.
BACA JUGA: Serangan Balik Kapitra Ampera untuk Para Penyerang Uni Puan, Menohok
Pasalnya, Gibran sudah sangat populer di Solo dan merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo.
Demikian juga dengan pasangannya yang seorang ketua DPRD Solo, tentu lebih dikenal masyarakat Solo daripada lawan mereka yang maju lewat jalur independen.
Meski demikian, Gibran-Teguh tetap harus bekerja keras.
Karena dalam politik segala kemungkinan dapat terjadi, bahkan hingga di masa-masa akhir jelang pemungutan suara, 9 Desember mendatang.(gir/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Ken Girsang