Victoria tercatat sebagai penjara paling kejam di Australia, dimana para sipir di penjara itu dilaporkan mengalami serangan setiap 3 hari. Demikian hasil investigasi yang didapatkan ABC. Data dari Departemen Kehakiman Australia menunjukan insiden perkelahian antar sesama narapidana terjadi hampir setiap hari di penjara Victoria. Sekretaris Publik Sektor Commonwealth, Karen Batt mengatakan serangan yang terjadi didalam penjara sangat ganas. "Ada laporan serangan dimana narapidana menggunakan bola bilyar yang dimasukan kedalam kaus kaki sebagai alat yang digunakan untuk menyerang petugas dibagian kepalanya,' kata Batt. "Ada juga laporan narapidana yang sobek bola matanya hingga narapidana yang mengalami luka serius dibagian belakang kepalanya karena pemukul biliard," tambahnya. Salah satu petugas merinci sejumlah serangan namun meminta agar identitasnya disamarkan karena takut mendapat sanksi dari Lembaga Pemasyarakatan Victoria. "Saya pernah melihat narapidana menyerang petugas dengan kursi dan dahan pohon, petugas yang disiram air panas telah menjadi serangan yang lumrah mereka lakukan terhadap petugas dan jika hendak melukai petugas lebih parah biasanya mereka memasukan gula ke dalam air panas tersebut," katanya. "Ini hanya tinggal hitungan waktu saja sebelum ada seorang petugas yang meninggal di dalam penjara, kami sangat beruntung masih bisa selamat hingga sekarang,' tuturnya. Beberapa pekan lalu dua orang sipir wanita oleh seorang narapidana di penjara khusus wanita Dame Phyllis Frost di Melbourne Barat. Narapidana itu menarik rambut petugas sipir dan membiarkannya muntah-muntah karena kesakitan. Menteri Lembaga Pemasyarakatan Victoria, Wade Noonan mengaku sangat prihatin dengan serangan-serangan yang dialami petugas sipir. "Saya kira insiden penyerangan ini sangat mengganggu, satu hal yang kami lakukan untuk mengatasinya adalah dengan mempersenjatai sipir dengan alat semprot cairan cabe di lembaga pemasyarakat dengan tingkat keamanan tingg dan menempatkan kamera ditubuh petugas," katanya. Percobaan penggunaan alat semprot cabai ini disambut baik oleh Serikat Pekerja Sektor Publik Commonwealth. Namun Koalisi dari Masyarakat Hukum menyebutnya sebagai kebijakan tambal sulam. "Ada potensi petugas akan menggunakan semprotan cairan cabai itu dengan tidak sesuai aturan hanya agar dipatuhi dan dapat menyebabkan kesakitan," kata juru bicara dari Koalisi Keadilan Michelle McDonnell. "Kami pikir ada pendekatan yang lebih baik misalnya dengan meningkatkan pelatihan, kemampuan negosiasi dan kemampuan untuk menekan eskalasi kepada petugas sipir," "Itulah senjata terbaik mereka untuk berusaha menciptakan lingkungan penjara tanpa kekerasan," Serikat Pekerja Publik Commonwealth yang dimewakili para sipir mengatakan meningkatnya kekerasan didalam penjara terkait erat dengan lingkungan penjara yang sudah melebihi kapasitas. Reformasi hukuman dibawah bekas Pemerintah Koalisi mendapati jumlah orang yang dipenjarakan dengan penjara yang dioperasikan sudah melebihi kapasitas. McDonnell mengatakan mengurangi populasi penjara akan dapat menekan angka kekerasan didalam penjara. Menteri Lembaga Pemasyarakatan berjanji akan menerbitkan kebijakan yang lebih rinci mengenai penjara dalam beberapa bulan mendatang namun memperingatkan kalau perubahan sistem ini tidak akan berjalan mudah.
BACA JUGA: Mantan Pemain AFL Ini Bantu Kaum Muda Aborijin Bermasalah Hukum
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Pengampunan, Terpidana Mati Asal Australia Lukis Potret Presiden Jokowi