jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo menyatakan pembakaran Lembaga Pemasyarakatan (LP) Bengkulu saat hendak dirazia pada Jumat (25/3) semakin menguatkan asumsi bahwa penjara menjadi salah satu titik lemah dalam upaya bersama memerangi sindikat narkoba. Sebab, masih saja ada oknum sipir yang kongkalikong dengan bandar narkoba.
"Dari luar, tampak sangat jelas bahwa titik lemah itu ada pada Ditjen Pemasyarakatan Kemenkum HAM. Mestinya, tidak ada lagi toleransi bagi oknum sipir LP yang berperilaku menyimpang," kata politikus yang akrab disapa Bamsoet, Minggu (27/3).
BACA JUGA: Asyikkââ¬Â¦ Banjir Diskon di Ace Hardware Pakai Kartu Kredit BCA
Dia menilai LP bagi terpidana narkoba sudah gagal fungsi. Meski dijaga ketat, LP narkoba masih saja gagal menjadi instrumen yang berfungsi mereduksi perdagangan dan peredaran narkoba.
Bahkan, katanya, LP berubah fungsi menjadi ‘kantor’ bagi sejumlah terpidana kasus narkoba untuk mengelola dan mengendalikan bisnis barang haram itu. "Gejala gagal fungsi LP narkoba sudah terlihat sejak lama. Namun, pemerintah belum bersungguh-sungguh memperbaiki efektivitas LP narkoba," jelasnya.
BACA JUGA: Rusuh Rutan Malabero, DPR: Negara Tidak Boleh Kalah
Karenanya, Bamsoet menyarankan agar Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menjalin kerja sama khusus dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk melaksanakan program pembersihan internal di Ditjen PAS. Yasonna, lanjut Bamsoet, harus mengakui bahwa upaya bersih-bersih di internal Ditjen PAS hingga saat ini belum menghasilkan kemajuan.
"Saya berahrap Presiden Joko Widodo mau meminta jaminan dari Menkum HAM tentang program pembersihan internal guna mengeliminasi sel-sel sindikat narkoba dari kementerian itu," pungkas Bamsoet.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Kenikmatan, Ujung-ujungnya Kematian
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi: Saya Bisa Dimarahi Bu Menteri
Redaktur : Tim Redaksi