Penjara Sesak, Warga Binaan Ditempatkan di Kamar Mandi dan Toilet

Kamis, 27 Juni 2019 – 05:08 WIB
Warga binaan terpaksa ditempatkan di kamar mandi dan toilet di LP Kelas III Dharmasraya. Foto: Zulfia Anita/Padang Ekspres

jpnn.com - Kondisi Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas III Dharmasraya, Sumbar, yang terletak di Nagari Gunungmedan, Kecamatan Sitiung, sungguh memprihatinkan. Benar-benar sudah over kapasitas.

Dapur beserta dua unit kamar mandi/ toilet mesti disulap menjadi kamar tidur. Selasa (25/6), wartawan Padang Ekspres (Jawa Pos Group) Zulfia Anita berkesempatan mengunjungi LP yang dikepalai oleh Ahmad Junaidi itu.

BACA JUGA: Warga Binaan di Lapas Tuban Diajarkan Budi Daya Lele dan Ayam

Bila ingin masuk LP ini, pengunjung mesti melewati pintu jaga yang menyatu dengan perkantoran. Untuk sampai ke blok tahanan, Padang Ekspres melewati lahan kosong berjarak sekitar 500 meter dari areal perkantoran. Di lahan kosong ini, terdapat satu unit kolam ikan seadanya berukuran 4x6 meter dalam keadaan kosong.

Di sisi kanannya, terlihat satu unit bangunan mushala yang pembangunannya sedang terbengkalai. Namun, mushala ini tetap digunakan sebagai sarana ibadah. Nah, di sisi kiri lahan kosong tadi terdapat blok tahanan. Blok sel ini dilengkapi satu pintu jaga dan satu unit televisi.

BACA JUGA: Okan Kornelius Salut denga Kemandirian Warga Binaan di Lapas Perempuan

BACA JUGA: Korlap Aksi Kawal MK Abdullah Hehamahua Mengaku tak Kenal Prabowo

Sewaktu Padang Ekspres yang didampingi Kepala LP Ahmad Junaidi memasuki blok tahanan ini, terlihat ratusan warga binaan sedang beraktivitas. Ada yang sekadar buka baju, tidur-tiduran, membersihkan blok, menjemur pakaian, serta lainnya.

BACA JUGA: Ciangir Direncanakan Jadi Pusat Agro-Technopark Pemasyarakatan

Menurut Junaidi, LP yang mulai dioperasionalkan Januari 2018 lalu ini didukung 40 personel. LP ini berdiri di atas lahan seluas tiga hektare, namun sejauh ini baru dimanfaatkan sekitar 500 m2. Sedangkan blok tahanan baru satu dengan 10 kamar.

Idealnya, satu kamar ini diperuntukan bagi delapan orang warga binaan. Namun karena over kapasitas, satu kamar terpaksa dihuni 11 orang.

Saat ini, jumlah warga binaan tercatat 142 orang, sebanyak 102 narapidana, tahanan 29 orang dan seorang tahananan anak-anak. Selasa (25/6), sebanyak 10 warga binaan dinyatakan bebas. Artinya, sekarang LP ini dihuni 132 warga binaan.

”Untuk mencukupi kamar tidur warga binaan, kita terpaksa memanfaatkan ruangan lainnya. Seperti, menempatkannya di dua kamar mandi/ toilet. Kita juga menyulap dapur jadi tempat tidur. Untuk warga binaan wanita, sejauh ini kita belum punya. Bila ada, kita terpaksa titipkan di LP Muarosijunjung,” ujar Junaidi.

Saat Padang Ekspres masuk ke salah satu kamar mandi sekaligus toilet yang disulap menjadi tempat tidur, terlihat tujuh warga binaan beristirahat. Satu unit bak berukuran cukup besar berisi air, terdapat di ruangan itu. Empat unit toilet turut menghiasi ruangan tersebut.

Menurut salah seorang warga binaan yang tidak mau namanya disebutkan di ruangan tersebut, tadinya ruangan tersebut diisi 11 orang. ”Barusan ada yang sudah bebas, sehingga ruangan terasa tidak begitu sesak lagi,” ucapnya.

Kunjungan dilanjutkan ke salah satu kamar mandi yang juga disulap menjadi kamar tidur. Namun, ruangan ini hanya diisi dua warga binaan. Sama halnya dengan ruangan sebelumnya, beberapa warga binaan penghuni ruangan ini juga sudah bebas.

”Tinggal dua orang lagi buk, kawan saya ada yang sudah bebas. Kalau tidak ada halangaan, tiga bulan lagi saya bebas bersyarat,” ucapnya.

Kepala LP juga mengajak Padang Ekspres melihat dapur yang sudah disulap menjadi kamar tidur warga binaan. Ruangan ini menyatu dengan perkantoran yang lokasinya terpisah dari blok. Di sini, terdapat delapan warga binaan ditempatkan di sana.

Junaidi over kapasitas plus fasilitas terbatas ini sangat rawan. Seingatnya, LP sudah dua kali dibobol. Beberapa warga binaan sempat kabur, seorang di antaranya berhasil ditangkap.

BACA JUGA: Besok PA 212 Aksi Lagi, Neno Warisman: Wahai Aparat, Tolong Turunkan Senjatamu

”Pagar tembok setinggi enam meter di LP ini tidak diberi kawat berduri, ditambah penerangan seadanya, tidak ada kamera tersembunyi (CCTV, red), lampu sorot. Termasuk, tidak ada genset dan kelengkapan keamanan lainnya sesuai standar LP. Jika listrik padam, maka LP gelap gulita. Begitu pun saat hujan dengan intensitas tinggi, air jadi tergenang,” ucap Junaidi.

Akses jalan menuju LP, jelas Junaidi, juga harus melewati pemukiman penduduk atau kompleks perumahan.

”Warga sering komplain jika kita bawa tahanan ke luar. Kita berharap, akses ke LP ini tidak lagi melewati kompleks perumahan. Soalnya, ada jalan alternatif dekat Polres Dharmasraya dan hanya berjarak sekitar satu kilometer dari LP,” ucap Junaidi.

Khusus warga binaan yang diinapkan di kamar mandi tadi, menurut Junaidi, bukanlah tanahan kasus berat.

”Semuanya benar-benar akibat terbatasnya kamar kita. Sifatnya bergantian, kalau warga binaan yang tinggal di kamar lain bebas, maka kita pindahkan mereka dari kamar mandi tersebut. Sedangkan bila ada tahanan baru masuk, maka bisa saja mereka kita tempatkan sementara ke kamar mandi tersebut. Artinya, sesuai kondisi yang ada,” ucap dia.

Junaidi mengaku sudah berupaya membuat sejumlah terobosan guna mengantisipasi keterbatasan anggaran dan over kapaitas LP. Terutama, memanfaatkan potensi warga binaan. Jika ada warga binaan pandai membuat perabotan rumah tangga, batako dan lainnya, maka pihak LP akan memfasilitasi.

Hasil penjualannya digunakan guna memenuhi kekurangan fasilitas LP. Terlebih, ada warga binaan sama sekali tidak pernah dikunjungi pihak keluarga atau jadi anak hilang. ”Kepada mereka inilah, kita bagikan uang hasil penjualan kreativitas tersebut,” ucap Junaidi.

Mengingat pentingnya kehadiran LP tersebut, Junaidi berharap, pengambil kebijakan di negeri ini lebih memperhatikan LP Dharmasraya.

Ketua DPRD Dharmasraya Masrul Maas yang mendapat penjelasan dari Padang Ekspres, mengaku sangat miris mendengarnya. Pihaknya berjanji bakal membicarakan ini dengan Pemkab Dharmasraya.

”Sepanjang bisa dibantu (sesuai aturan, red), kita akan bantu. Yang jelas, kita tidak tinggal diam atas kondisi LP tersebut. Selama ini, kita juga sudah banyak membantu,” ucap Masrul. (***)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ramadan, Penghuni Lapas Diperbolehkan Berbuka Puasa Bersama Keluarga


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler