jpnn.com, JAKARTA - Relokasi pusat kuliner, oleh-oleh dan cinderamata di kawasan Monumen Nasional (Monas) ke kawasan yang mendekati Stasiun Besar Gambir masih dikaji. Wacana pemindahan Lenggang Jakarta itu muncul karena adanya revitalisasi Monas.
Pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah (DPPUKM) DKI Jakarta Elizabeth Ratu Rante Allo, di Jakarta, Minggu, mengatakan relokasi tersebut masih dikaji karena pertimbangan lokasi dan kapasitas.
BACA JUGA: Revitalisasi Monas Bisa Menguntungkan Elektoral Anies
"Belum final (pindah ke Gambir), karena di ujung sana itu terlalu jauh (dari lalu lalang orang) dan kecil kapasitasnya dan menata ini kan butuh ruang," kata Ratu.
Lebih lanjut, Ratu mengatakan pihaknya enggan berandai-andai untuk memberikan opsi jika nantinya kawasan yang dipersiapkan di dekat Stasiun Gambir, tidak mencukupi untuk menampung pedagang yang direvitalisasi.
BACA JUGA: Rute Formula E Diusulkan Tak Lewati Monas, Anies: Ya Sudah, Cari Baru
"Saya gak mau berandai-andai, kita kan harus duduk bareng semuanya dari awal, kalau memang gak mungkin jangan coba-coba, kita carikan alternatif lain. Disebar ke lokasi sementara (loksem) mungkin saja, itu opsi terjelek. Tapi kami harap masih di kawasan Monas," kata Ratu.
Untuk kawasan Gambir yang kemungkinan akan dibuat loksem atau pujasera, kata Ratu, para pedagang mengharapkan banyak pengunjung datang. Karenanya lokasi yang berdekatan dengan pintu masuk harus dipertimbangkan dalam relokasi.
BACA JUGA: Areal Monas Kembali Ditanami Pohon, Ruhut Sitompul Sindir Anies Baswedan
"Kalau kejauhan, siapa yang akan datang, karena kan dagang itu mengharapkan omzet pelanggan. Sama seperti di Kota Tua, ada lokasi binaan (lokbin) di sana, tapi pedagang malah ke luar ke Taman Fatahillah karena tidak ada yang datang ke situ. Gak jauh sebenarnya, kami sudah ukur jarak sekitar 280 meter lah. Karenanya kita harus rekayasa lalu lintasnya agar lokbin bisa hidup," kata Ratu.
Kendati demikian, Ratu menyampaikan pihaknya telah memberi pengarahan pada para pedagang agar bersiap untuk keperluan relokasi, meski belum secara formal disosialisasikan pada para pedagang.
"Belum secara formal. Kami tunggu rencana besarnya dari Dinas Cipta Karya. Saya tegaskan ruang. Saya bilang ke Citata, beri saya kepastian kapan lampu hijaunya, agar saya beri ancang-ancang juga untuk persiapkan binaan saya," kata Ratu.
Untuk kondisi saat ini, di Lenggang Jakarta tercatat ada 339 pelaku usaha di Lenggang Jakarta yang terletak di sisi selatan Monas. Kontrak selama lima tahun dengan Sosro juga sudah diakhiri oleh DPPUKM sejak 2 Februari 2020.
Para pedagang tersebut, dipastikan bakal dipindah ke sisi timur Monas atau dekat Stasiun Gambir menyusul proyek revitalisasi yang saat ini dikerjakan Pemprov DKI Jakarta.
Selama ini, skema usaha pedagang di sana membayar iuran sebesar Rp350.000 per bulan. Tidak hanya makanan dan minuman, jenis pelaku UMKM di sana juga menjajakan kerajinan tangan, busana, cindera mata dan sebagainya.
Ratusan pedagang kuliner di Lenggang Jakarta dan parkiran IRTI di sisi selatan Monas, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat bakal dibongkar. Hal itu diungkapkan oleh pemenang sayembara revitalisasi Monas, Prinsipal LABO Architects Deddy Wahjudi.
Saat dihubungi, Deddy mengatakan dalam konsep yang dibuat Lenggang Jakarta akan dipindah di kawasan timur Monas atau berdekatan dengan Stasiun Gambir. Pemindahannya dianggap penting karena selama ini Stasiun Gambir seperti bagian terpisahkan dari Taman Medan Merdeka, padahal masih berada di satu kawasan yang sama.
"Jadi Stasiun Gambir kayak punya teritori sendiri saat mereka membangun (menata). Kemudian aksesibilitasnya juga tidak langsung, jadi orang dari Stasiun Gambir menuju Taman Medan Merdeka harus keluar dulu, begitu juga sebaliknya," kata Deddy. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil