Penjelasan BMKG soal Hujan Es di Mataram, Bisa Terjadi di Wilayah Lain?

Senin, 12 Desember 2022 – 06:04 WIB
BMKG memberikan penjelasan soal hujan es yang terjadi di Mataram, NTB beberapa hari yang lalu. Foto: ANTARA/HO

jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan soal hujan es dan angin kencang yang melanda sebagian wilayah di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (10/12).

Seperti diketahui Mataram diguyur hujan es dan angin kencang, pada Sabtu pukul 15.00 WITA.

BACA JUGA: Khusus Bagi Warga Jateng, Waspadai Banjir Bandang dan Hujan Es

Prakirawan BMKG Stasiun Zaenudin Abdu Majid, Lombok, Agastya Ardha Chandra Dewi mengatakan fenomena hujan es atau dalam meteorologi dikenal dengan hail.

Hujan es memang fenomena cuaca yang jarang terjadi khususnya di Indonesia.

BACA JUGA: Hujan Es Terjang Surabaya, Hengky Kurniawan: Ya Allah Lindungi Saudara Kami di Sana

"Namun, fenomena ini umumnya wajar terjadi pada masa transisi atau masa peralihan musim atau ketika musim hujan," kata Agastya.

Menurutnya, penyebab utama dari hujan es ini adalah awan Cumulounimbus atau dikenal juga dengan awan Cb.

Adapun awan Cb yang dihasilkan dari pemanasan yang kuat.

Hujan es terjadi di permukaan dan labilnya udara di wilayah yang dilanda fenomena itu, kemudian menghasilkan tinggi puncak yang signifikan lebih dari lima kilometer dengan suhu puncak yang sangat dingin.

"Hujan es dapat dihasilkan awan Cb ketika awan tersebut mengalami proses updraft yang kuat dan mendorong partikel es tersebut jatuh ke permukaan dan umumnya diikuti oleh hujan lebat petir serta angin kencang sebagai hembusan kuat dari awan Cb tersebut," katanya.

Agastya meminya jika terjadi fenomena hujan es maka masyarakat segera berlindung di tempat yang aman dan sebaiknya tidak beraktivitas di luar ruangan.

Sebab, ada potensi cuaca ekstrem yang juga dapat bersamaan terjadi.

"Biasanya petir serta angin kencang yang dihasilkan awan Cb," pungkas Agastya. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Hujan Es   BMKG   Cuaca Ekstrem   Hujan  

Terpopuler