Penjelasan Bulog soal Sisa Impor Beras 2018 Sebanyak 275 Ribu ton

Senin, 15 Maret 2021 – 17:53 WIB
Diurt Bulog menjelaskan sisa importasi beras 2018. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, beras sisa importasi pada 2018 mencapai 275.811 ton dari toal 1.785.450 ton dan 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.

Buwas menyebut beras yang sudah dalam masa simpan tahunan keseluruhannya berjumlah 461 ribu ton.

BACA JUGA: Budi Waseso: Tidak Boleh Impor Pangan, Tetapi Ekspor

"Persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial," papar dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin,

Dia menyebut jumlah beras yang tersedia karena Bulog telah kehilangan pangsa pasar sebesar 2,6 juta ton beras per tahun.

BACA JUGA: Pengakuan Bulog Jika Ada Impor Beras Lagi, Ternyata Begini...

Hal itu, lanjut dia, karena program beras untuk keluarga sejahter (Rastra) beralih menjadi Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).

"Tadinya masyarakat mendapatkan bansos berupa beras dari Bulog, kini diberikan bantuan secara nontunai yang bisa dibelanjakan sendiri oleh masyarakat penerima manfaat di warung-warung yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial," papar dia.

Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu juga mengatakan ada kesalahan pada impor beras 2018 terkait selera masyarakat.

Menurut Buwas, rata-rata jenisnya merupakan beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.

"Itu menyebabkan sulitnya penyaluran beras tersebut. Bulog menyebut pihaknya perlu mencampur beras impor tersebut dengan beras produksi dalam negeri agar bisa disalurkan ke masyarakat," kata Buwas.

Sementara itu, pada Maret 2020, beras impor 2018 masih tersisa sekitar 900 ribu ton. Beras tersebut kemudian digunakan untuk penyaluran bantuan sosial dari Kementerian Sosial dan bantuan langsung dari Presiden kepada masyarakat dalam menanggulangi dampak ekonomi akibat pandemi.

"Namun, beras tersebut hanya tersalurkan sekitar 450 ribu ton dari alokai sebanyak 900 ribu ton," ujar dia.

Rencananya, kata Buwas, beras sisa impor 2018 tersebut akan diolah menjadi tepung yang akan ditangani oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. Namun menurutnya, Bulog sudah mendapatkan penugasan impor beras 1 juta ton kendati sisa impor beras tahun 2018 belum diselesaikan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler