jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahrga baru saja menerima informasi dari sejumlah media, bahwa Manor Racing telah mengambil keputusan untuk tidak menggunakan lagi Rio Haryanto sebagai pembalap utamanya pada kelanjutan sejumlah balapan Grand Prix Formula – 1 tahun 2016.
Terhadap keputusan Manor Racing, Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto menyampaikan respons sebagai berikut:
BACA JUGA: Brasil Ngamuk, Juara Bertahan Gugur, Argentina Menangis
Kemenpora kecewa dengan keputusan tersebut, karena dalam surat Menpora Imam Nahrawi No. 2199/MENPORA/VII/2016 tertanggal 28 Juli 2016 perihal kelanjutan kiprah Rio Haryanto dalam Grand Prix Formula – 1 tahun 2016 disebutkan, bahwa Pemerintah Indonesia tetap menghendaki agar Rio Haryanto dapat terus mengikuti balapan hingga akhir sesi F-1 tahun 2016 sebagaimana yang pernah dijanjikan oleh Dave Ryan yang mewakili Manor Racing saat pertama-kali via video conference di Gedung PT Pertamina pada pertengahan bulan Pebruari 2016 menyebutkan, bahwa Rio Haryanto akan turut F-1 hingga full session tahun 2016.
Demikian pula dengan pernyataan Abdulla Boulsien pada saat kunjungannya ke Menpora pada tanggal 14 Juni 2016 yang mengatakan di depan para wartawan, bahwa kerjasama tentang Rio Haryanto tidak hanya untuk keperluaan saat ini tetapi juga untuk 2 tahun mendatang.
BACA JUGA: Persib Selangkah Lagi Dapatkan Stadion Pakansari
Kemenpora memahami bahwa Manor Racing pada tanggal 18 Juli 2016 sudah mengirimkan surat kepada Menpora, yang pada intinya mengingatkan, bahwa jika tidak ada kepastian dukungan pendanaan untuk Rio Haryanto, maka balapan yang akan diikuti Rio Haryanto hanya akan berakhir di Budapest tanggal 24 Juli 2016, dan setelah itu akan diganti oleh pembalap lain yang sudah dipersiapkan oleh Manor Racing.
Faktanya kemudian, Rio Haryanto masih bisa turut bertanding di Hockenheim – Jerman, dan untuk itu Menpora melalui suratnya tertanggal 28 Juli 2016 tersebut menyampaikan ucapan terima kasih dan sikap apresiasi kepada Manor Racing.
BACA JUGA: Stadion Belum Dapat, Sekarang Djanur Terancam Tak Boleh Melatih
Kemenpora tidak dalam kapasitas menyetujui atau menolak bagi tawaran Manor Racing agar Rio Haryanto bersedia sebagai pembalap cadangan F-1 ini, karena itu hak sepenuhnya bagi Rio Haryanto dan timnya untuk memutuskannya.
Harapan pemerintah sejak semula tetap mengharapkan Rio Haryanto dapat terus bertanding full di F-1 tahun 2016 ini.
Sedangkan untuk persiapan partisipasi Rio Haryanto pada tahun-tahun mendatang, pemerintah tentu saja mendukung partisipasi tersebut. Namun demikian itu semua baru akan dibicarakan dengan tim managemen Rio Haryanto setelah Kemenpora menerima laporan masalah tersebut dari tim managemen Rio Haryanto dan bersama membicarakannya.
Mengenai kelanjutan dukungan pendanaan, Kemenpora perlu menjelaskan bahwa sejauh ini Menpora sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu mengusahakan penyediaannya.
Kemenpora mengapresiasi tim managemen Rio Haryanto dan khususnya kedua orang tua Rio Haryanto serta managernya Piers yang telah mengorbankan finansial dan tenaga serta pikirannya untuk Rio Haryanto.
Apresiasi serupa juga Kemenpora sampaikan pada Pimpinan PT Pertamina yang telah berkontribusi sangat signifikan untuk kepentingan Rio Haryanto. Tanpa kontribusinya, Rio Haryanto tidak mungkin berlaga di F-1 tahun ini.
Kemenpora akan berusaha memperbaiki mekanisme persiapan untuk partisipasi Rio Haryanto pada F-1 tahun berikutnya jika memang masih ada peluang. Paling tidak waktu persiapannya tidak terlalu singkat.
Sebagai informasi, keinginan tim managemen Rio Haryanto untuk mengikuti F-1 baru diketahui Kemenpora saat tim tersebut menghubungi Kemenpora pada bulan November 2016, yang pada intinya menyampaikan keinginan untuk mengikuti putaran Grand Prix F-1 setelah sebelumnya hingga akhir tahun 2015 masih mengikuti putaran Grand Prix F-2 dan sempat 3 kali meraih juara pertama di Bahrain, Austria dan Inggris.
Dalam laporannya, tim managemen Rio Haryanto memberitahukan, bahwa Rio Haryanto membutuhkan dana sebesar € 15 juta, yang semula harus dikirimkan kepada Tim F-1 (Manor Racing yang berbasis di London) pada pertengahan bulan Pebruari 2016 sebelum berlaga putaran pertama tanggal 20 Maret 2016 di Albert Hall Circuit, Melbourne.
Pada akhirnya yang mampu mengatasi masalah sebagian pendanaan tersebut adalah keluarga Rio Haryanto sendiri sebesar € 3 juta, dan kemudian baru PT Pertamina sebesar € 5 juta setelah Managing Director Manor Racing Abdulla Boulsien bertemu dengan Menpora dan juga PT Pertamina secara terpisah pada tanggal 11 Pebruari 2016.
Dalam pertemuan dengan pejabat tinggi Manor Racing tersebut, Menpora menyampaikan harapan tinggi pemerintah dan rakyat Indonesia terhadap Rio Haryanto di F-1 dan berharap agar Manor Racing dapat melakukan pendampingan seoptimal mungkin, meskipun juga disampaikan kendala Pemerintah Indonesia untuk menggunakan APBN bagi keperluan Rio Haryanto.
Berdasarkan pembayaran tersebut, pada tanggal 18 Pebruari 2016 Manor Racing melalui Direktur Racing Dave Ryan yang berbicara melalui Skype dari London menyatakan, bahwa Rio Haryanto telah resmi ditetapkan sebagai pembalap F-1 bersama Pascal Wehrlein dari Jerman untuk seluruh sesi Grand Prix F-1 tahun 2016.
Dalam perkembangannya, Abdulla Boulsien yang didampingi oleh ibu kandungnya Rio Haryanto (Indah Pennywati) kembali datang menemui Menpora di Kemenpora pada tanggal 14 Juni 2016 dengan tujuan selain untuk membahas rencana kerjasama bagi karier Rio Haryanto di masa depan, juga untuk membahas kekurangan dana sebesar € 7 juta yang sesungguhnya harus dipenuhi paling lambat akhir bulan Mei 2016, dan kemudian diperpanjang menjadi bulan Juni 2016.
Menpora sesungguhnya sudah berusaha membantu mencari tambahan dana untuk Rio Haryanto melalui:
a. Semula akan menggunakan APBN sebesar Rp 100 milyar yang disalurkan melalui KONI, namun kemudian diurungkan karena tidak disetujui oleh Komisi X DPR-RI, meskipun Komisi X DPR-RI sangat senang dan mendukung keikut-sertaan Rio Haryanto di F-1 sejauh tidak menggunakan APBN Kemenpora;
b. Kemenpora telah mengirimkan surat permohonan kepada 16 Pimpinan BUMN, namun demikian hanya 1 BUMN yang merespon positif, yaitu PT Garuda Indonesia dalam bentuk bantuan tiket. Tanpa mengurangi rasa apresiasi pada PT Garuda Indonesia, bantuan tersebut tidak bisa digunakan oleh tim Rio Haryanto, karena yang dibutuhkan adalah uang dana segar dalam jumla yang signifikan;
c. Sesuai dengan saran Komisi X DPR-RI, kami telah melakukan koordinasi dengan Menteri Pariwisata, dan akhirnya memperoleh komitmen dana sebesar Rp 5 milyar untuk Rio Haryanto;
d. Pada pertengahan bulan April hingga Mei 2016 juga telah dilakukan pengumpulan dana dari sharing sejumlah pejabat Kemenpora secara sukarela dan terkumpul sekitar hampr Rp 300 juta, serta dari SMS DONASI for Rio yang bekerjasama dengan Kemkominfo dan 5 penyelenggara telekomunikasi seluler dan terkumpul lebih dari Rp 250 juta, yang kesemuanya itu langsung ditransfer ke rekening tim managemen Rio Haryanto; dan
e. Kemenpora sesungguhnya juga sudah melakukan pendekatan dengan suatu BUMN Perbankan saat menjelang bulan Puasa, namun sejauh ini belum ada respon positif. (JPG)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Try Out Memuaskan, Tim Senam Ini Jadi Pesaing Berat di PON Jabar
Redaktur : Tim Redaksi