jpnn.com, JAKARTA - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) merespons kehebohan yang dipicu video tentang Panglima TNI Laksamana Yudo Margono memerintahkan anak buahnya memiting warga Pulau Rempang di Batam, Kepulauan Riau, yang berunjuk rasa menolak relokasi.
Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono menyatakan video berisi arahan Laksamana Yudo tersebut tidak dibeberkan secara utuh sehingga memunculkan kesalahpahaman.
BACA JUGA: Andai Gus Yahya PBNU Dimintai Pendapat soal Solusi untuk Masalah Rempang...
“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” ujar Laksda Juluis dalam keterangan pers Puspen TNI.
Abiturien Akademi Angkatan Laut (AAL) 1989 itu menegaskan Laksamana Yudo dalam pernyataannya justru menginstruksikan komandan satuan menghindari penggunaan senjata dalam menangani pedemo di Rempang.
BACA JUGA: Laksamana Yudo Pensiun 1 Januari, Siapa Panglima Selanjutnya?
Laksamana Yudo, kata Julius, tidak ingin ada korban dari warga sipil ketika TNI membantu penanganan demonstrasi di Rempang.
“Panglima mengatakan jangan memakai senjata, tetapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu,” kata Julius.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Komunikasi BP Batam Cs soal Relokasi Warga Rempang Buruk, Terjadilah Konflik
Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) itu lantas membeberkan soal diksi 'memiting' yang diucapkan Laksaman Yudo.
Julius menyebut maksud memiting dalam pernyataan itu ialah merangkul masyarakat untuk menghindari bentrokan.
“Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit,” katanya.
Namun, Julius memahami adanya salah tafsir yang muncul dari penggunaan kata 'memiting' itu.
Mabes TNI pun mengharapkan ke depan penanganan demonstrasi tidak berujung tindakan brutal.
"Perlu diingat dengan konflik ini, kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri,” ucapnya.(ast/jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Otobahn Rempang
Redaktur : Antoni
Reporter : Aristo Setiawan