jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf menyatakan masyarakat luas tidak boleh menjadi korban investasi.
Menurut dia, kesentosaan harus diprioritaskan ketimbang kepentingan pemodal.
BACA JUGA: Tolak PSN di Rempang, HNW Singgung Sikap Muhammadiyah dan NU
Gus Yahya -panggilan akrabnya- menyatakan hal itu dalam jumpa pers di PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (15/9), guna merespons isu-isu terkini, termasuk permasalahan investasi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, yang berbuntut konflik masyarakat dengan aparat.
“Seperti kasus Rempang itu, kan, ada investasi ditempatkan di sana, kemudian timbul masalah dengan masyarakat di lingkungan setempat. Investasi itu harus dikembalikan kepada tujuan asalnya, yaitu untuk kemaslahatan masyarakat," ujar Gus Yahya.
BACA JUGA: Jokowi Sebut Komunikasi BP Batam Cs soal Relokasi Warga Rempang Buruk, Terjadilah Konflik
Juru bicara kepresidenan di era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu menegaskan investasi semestinya dijadikan peluang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat di daerah tujuan investasi pun harus diprioritaskan.
BACA JUGA: Soroti Respons Presiden Jokowi soal Bentrok di Pulau Rempang, ART: Kapolri Harus Peka
"Masyarakat tidak boleh menjadi korban,” imbuhnya.
Gus Yahya menambahkan jika dirinya atau PBNU dimintai pendapat tentang masalah Rempang, satu-satunya pandangannya ialah menomorsatukan kesentosaan masyarakat.
"Lebih baik risiko-risiko lain ditempuh, selain risiko merusak kesentosaan masyarakat,” katanya.(mcr8/jpnn.com)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakar Dukung Keputusan Jokowi Utus Menteri Bahlil Tangani Masalah di Pulau Rempang Batam
Redaktur : Antoni
Reporter : Kenny Kurnia Putra