Penjelasan Pengunggah Video Viral Pembagian Bantuan Ibu Hamil di Bandung

Senin, 07 Oktober 2024 – 13:04 WIB
Rekaman video ibu-ibu saat menerima bantuan telur hanya untuk dokumentasi di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com - BANDUNG - Pengunggah rekaman video pembagian bantuan paket makanan yang viral di Kabupaten Bandung, buka suara.

Video tersebut ramai diduga hanya sebatas untuk dokumentasi saja.

BACA JUGA: Video Viral 2 Wanita Mabuk Kecubung, Polda Kalsel Ungkap Fakta Sebenarnya

Dalam rekaman video di Instagram pada @memomedsos, tampak seorang ibu yang baru saja menerima paket makanan dari kader PKK, berfoto sambil memegang telur.

Namun, saat telurnya hendak dimasukan ke dalam bingkisan, kader justru memintanya untuk dikembalikan.

BACA JUGA: GBI CK7 Buka Suara Tanggapi Video Viral Soal Penggunaan Uang Jemaat

Telur itu tidak jadi diberikan kepada ibu-ibu dan hanya membawa pulang paket makanan yang sudah diberikan.

Peristiwa itu terjadi di Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung pada Kamis (3/10).

BACA JUGA: BRI Ungkap 3 Fakta soal Video Viral Kasus Uang Raib Rp 400 Juta

Pengunggah rekaman video itu adalah pasangan suami istri (pasutri) Oki dan Intan, yang ikut menjadi penerima manfaat.

Intan mengatakan, video tersebut direkam oleh suaminya yang saat kejadian ikut menerima penyaluran bantuan gizi tersebut.

“Tujuan memosting, karena saya kan baru melahirkan juga terus gak ada kegiatan apa-apa karena jaga anak, karena anaknya tidur suka iseng-iseng saja begitu, main HP,” kata Intan, Senin (7/10).

Dia pun mengakui salah menerima informasi berkaitan dengan penyaluran bantuan gizi tersebut.

Intan sendiri sudah menerima bantuan di penyaluran tahap pertama Agustus lalu.

Selang satu minggu setelah penyaluran, Intan kembali menerima bantuan telur dari pemerintah.

“Setelah itu selang seminggu memang dikasih telur lagi, saya kira paketan yang bulan Agustus keluarnya dua, ternyata yang bulan Agustus selang seminggu itu seharusnya ada di bulan Oktober,” ujarnya.

“Nah, yang Oktober dikiranya gak ada telur, ternyata yang Agustus seharusnya Oktober,” imbuh Intan.

Intan pun baru mengetahui telur yang diterimanya seminggu setelah bantuan pertama itu adalah bagian untuk tahap kedua.

Diketahui, penyaluran telur tahap kedua didahulukan karena dikhawatirkan membusuk.

“Salah paham. Saya pikir satu paket itu bareng, ternyata ini telurnya didahulukan,” katanya.

Dia pun memohon maaf karena unggahan videonya itu membuat gaduh masyarakat.

“Saya mau minta maaf khususnya untuk Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung atas viralnya video yang saya unggah karena sempat membuat kegaduhan. Jadi, pembelajaran ke depan, kalau gabut itu gak boleh memosting sembarangan,” tutur Intan.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Citeureup Entang Sudrajat membenarkan penyaluran telur memang diberikan lebih awal, khawatir telur busuk jika diberikan pada Oktober.

“Itu salah persepsi. Jadi, telurnya didahulukan, karena susunya belum siap dari grosirnya. Kenapa didahulukan, takut telurnya busuk. Karena telurnya yang sudah tersedia," kata Entang. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler