Penjelasan seputar Penyakit Stroke

Selasa, 13 November 2018 – 07:28 WIB
Stroke. Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, MALANG - Stroke termasuk jenis penyakit paling mematikan, yang tidak hanya menyasar orang lanjut usia (lansia). Tapi juga menyerang remaja. Hal itu terungkap dalam World Stroke Day 2018 di ruang Majapahit Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Minggu (11/11).

Acara bertajuk #UpAgainAfterStroke yang dihadiri 50 perwakilan puskesmas se-Malang Raya itu juga terungkap, dari 1.000 penduduk, sekitar 12 orang di antaranya terserang stroke.

BACA JUGA: Waspada, Sering Begadang Bisa Sebabkan Stroke!

”Stroke menduduki peringkat kedua di dunia sebagai penyakit yang mengakibatkan kematian dengan persentase 11,3% dari total kematian yang ada,” ujar Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) Malang dr Eko Ari Setijono Mahendraputro SpS (K).

Pria berusia 49 tahun itu menambahkan, umumnya stroke diderita oleh orang berusia 40 tahun ke atas. Namun, tidak menutup kemungkinan, anak-anak muda juga terserang stroke. ”Maka dari itu, kami ingin sosialisasi kepada semua kalangan agar mengerti dan paham dengan penyakit stroke,” ucapnya.

BACA JUGA: Benarkah Marah dapat Menyebabkan Stroke?

Berdasarkan data dari RSSA Malang, sepanjang 2016, jumlah pasien stroke berusia 18–40 tahun mencapai 30 persen. Banyaknya remaja yang terserang stroke dikarenakan pola hidup yang tidak sehat. Untuk itu, dia mengimbau remaja untuk berhati-hati menjaga kesehatannya.

Dari informasi yang berhasil dihimpun Radar Malang (Jawa Pos Group), jumlah penderita stroke di RSSA terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2013 lalu, tercatat sekitar 800–900 penderita. Sedangkan dari data terakhir pada 2017, penderita stroke meningkat drastis. Yakni menjadi 1.100 penderita.

BACA JUGA: Menhub: Keselamatan Memang Masih jadi Masalah

”Itu akan terus mengalami peningkatan. Terlihat dari pertengahan tahun ini saja sudah hampir mendekati angka di tahun 2017,” kata Eko.

Dia menjelaskan, stroke merupakan penyakit tidak menular yang menyerang gangguan pembuluh darah. Bisa dipicu oleh penyumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah di otak. Dampaknya, mulai kesulitan bicara, berjalan, gangguan penglihatan, hingga susah buang air besar. ”Karena yang terkena ini otaknya, prosesornya tubuh manusia,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia World Stroke Day 2018 Dr dr Rodhiyan Rakhmatiar SpS menyatakan, salah satu faktor pemicu tingginya kematian karena pengetahuan masyarakat mengenai penyakit tersebut sangat rendah.

Secara umum, gejala stroke sangat mudah diketahui. Salah satunya kelumpuhan sebagian anggota tubuh. ”Jika ada riwayat hipertensi, harusnya segera dibawa ke rumah sakit,” tuturnya.

Ada sejumlah faktor risiko yang bisa digunakan untuk mengantisipasi stroke. Selain usia dan riwayat stroke, pola makan juga menjadi faktor pemicu stroke.

Menurut dia, 10 persen orang yang memiliki riwayat stroke kembali terserang stroke. ”Hipertensi, diabetes, obesitas, dan olahraga tidak teratur juga rentan terhadap stroke,” cetusnya.

Untuk menekan jumlah angka penderita stroke, perlu kesadaran dari masyarakat sendiri tentang pola hidup sehat. Maka dari itu, meski sudah ada unit stroke, tapi jika pola hidup masyarakat tidak sehat, ya tidak akan berarti.

”Sama saja nol besar kalau tidak ada dukungan dari masyarakat. Kita kan hanya menolong, yang sebenarnya harus mencegah kan mereka sendiri,” pungkasnya. (nr3/c1/dan)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Makanan Instan Bisa Menyebabkan Stroke


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler