jpnn.com, JAKARTA - Pengelola Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Cengkareng, Jakarta Barat, memiliki dua cara membatasi jumlah jemaah Salat IdulFitri 1442 Hijriah atau Salat Id maksimal 2.500 orang pada Kamis (13/5).
Kepala Sekretariat Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Suprapto, mengatakan salah satu cara membatasi jemaah adalah dengan menggelar Salat Id lebih cepat dari jadwal semula.
BACA JUGA: Dapat Remisi Saat Idulfitri, Seorang Narapidana di Sulut Langsung Bebas
"Pelaksanaan (Salat Id, red) kami menjadwalkan jam 07.00 WIB. Cuma karena kami melihat jemaah ternyata jam 06.00 WIB antusiasmenya membesar, jam 06.30 WIB terus bertambah. Kami berjaga supaya tidak terjadi penumpukan atau kerumunan, makanya kami memulai lebih cepat," ujar Suprapto saat ditemui usai pelaksanaan Salat Id di Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta, Kamis.
Suprapto mengatakan kapasitas maksimal masjid saat pelaksanaan Salat Id sebanyak 2.500 orang itu sudah ditetapkan sejak jauh hari.
Namun, pada waktu pelaksanaan ternyata antusias jemaah mengikuti Salat Id sangat tinggi sehingga pengurus masjid langsung memutuskan agar Salat Id dimulai lebih awal.
BACA JUGA: Libur Idulfitri, Bank Syariah Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp6,37 Triliun
“Kalau kami menunggu sampai jam 07.00, takutnya jadi banyak yang datang hingga sampai melimpah ke luar. Bahkan nanti ada yang tidak bisa masuk, protokol kesehatan takutnya bisa dilanggar nanti," kata Suprapto.
Selain itu, pengurus Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari juga menerapkan shaf berjarak lebih kurang 1,5 meter antara jemaah satu dengan yang lain.
BACA JUGA: Ini Suasana Salat Id Presiden Jokowi, Imam dan Khatibnya Serda Ridwan, Pesannya Menyejukkan
Dengan menerapkan shaf renggang itu, daya tampung masjid pun berkurang dari 12.500 orang menjadi maksimal 5.000 orang.
Selanjutnya, pihak pengelola masjid tinggal berkoordinasi dengan Bintara Pembina Desa dan Satuan Polisi Pamong Praja mengenai pengaturan posisi duduk jamaah yang di dalam masjid.
“Total Babinsa dan Satpol PP yang membantu, jumlahnya sekitar lima orang,” kata Suprapto.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich