jpnn.com, JAKARTA - Massa pendukung Gubernur Anies Baswedan menyerahkan 17 orang yang diduga penyusup ke polisi, saat aksi unjuk rasa di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (14/1).
Ternyata, mereka yang sempat dibawa meninggalkan Balai Kota oleh aparat kepolisian itu termasuk pendukung Anies.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Anies Baswedan Digoyang lagi hingga Hadiah Manis Sri Mulyani untuk Gaji PPPK
Pihak kepolisian menyebut 17 orang dimaksud sudah dipulangkan atau tidak dibawa ke kantor polisi.
"Tidak ada yang dibawa ke kantor polisi, kan tadi ustaznya (Lukman Abidin) yang minta mereka dikeluarkan dari Balai Kota. Mereka sudah dipulangkan masing-masing, kami lepaskan. Orang tidak berbuat apa-apa kok, gak ada yang ribut," kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tahan Marpaung saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
BACA JUGA: Abu Janda Tuding Anies Baswedan Pencitraan untuk Pilpres 2024
Dijelaskan Tahan, 17 orang yang diamankan itu bukanlah dari kelompok yang mereka curigai sebagai provokator. Namun merupakan kelompok mereka sendiri.
"Itu dari kelompok mereka yang dicurigai sebagai provokator, ternyata grup mereka juga jadi tadi perintah ustaznya dinaikkan ke mobil dibawa dari situ," ucap Tahan.
BACA JUGA: Ketua DPRD DKI Dukung Para Penggugat Anies Baswedan
Saat ditanya apakah 17 orang tersebut adalah kelompok pendukung Anies yang berniat menyatroni massa yang menuntut pertanggungjawaban Anies soal banjir Jakarta, Tahan membenarkannya.
"Iya, mereka bagian yang dihalau itu. Kami imbau agar jangan dipukulin saat diamankan ormas. Mereka diamankan agar tidak ada hal yang tidak diinginkan. Akhirnya dibawa keluar dari Balai Kota untuk menjauh," ucapnya.
Aksi massa yang terjadi Selasa ini, diketahui disebabkan kejadian banjir Jakarta yang terjadi pada 1 Januari 2020. Satu massa meminta pertanggungjawaban Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (di Patung Arjuna Wijaya). Sementara satu massa aksi lainnya mendukung Anies (di Balai Kota). (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo