jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto angkat bicara soal tren tingginya penambahan kasus positif coronavirus disease 2019 (COVID-19) di Indonesia, selama Rabu (13/5) dan Kamis (14/5).
Data nasional milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan penambahan kasus positif Rabu sebanyak 638 orang dan Kamis tercatat 568.
BACA JUGA: Update Corona 11 Mei 2020: Data Pak Yuri Membuat Napas Kita Makin Lega
Dia beralasan, proses pemeriksaan spesimen dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR), sudah bisa dilaksanakan di beberapa daerah secara mandiri.
Misalnya, pemeriksaan sampel itu sudah bisa dilakukan secara mandiri di Sulawesi Tenggara (Sultra) per Rabu kemarin.
BACA JUGA: Good News dari Pak Yuri untuk Hari Ini
Sebelum mampu memeriksa mandiri, kata Yuri, pemeriksaan sampel yang didapatkan di Sultra, perlu diterbangkan ke Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Ini karena spesimen yang semula rencananya dikirim ke Makassar. Bisa diperiksa ke tempat itu," beber Yuri, sapaan akrab Achmad Yurianto dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia.
BACA JUGA: Yuri Ajak Masyarakat Mewujudkan Agustus Merdeka dari Covid-19
Yuri melanjutkan, penambahan kasus positif di Sultra pun mengalami lonjakan setelah mampu memeriksa sampel dengan metode PCR secara mandiri. Rabu kemarin, penambahan kasus positif di sana sebanyak 91 orang.
"Akumulasi ini karena memang pada waktu itu ada keterbatasan penerbangan. Sekarang mampu diperiksa sendiri," kata dia.
Yuri bersyukur, penambahan kasus positif COVID-19 tidak ditemukan di Sultra pada Kamis ini. Dengan begitu, penambahan kasus hari ini tidak sebanyak temuan kemarin.
"Jadi pada hari ini tidak ada penambahan, karena seluruhnya sudah diperiksa kemarin," tegas dia. (mg10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan