jpnn.com - Kabar kurang sedap datang dari Nissan Motor yang akan memangkas 9.000 pekerjanya, dan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20 persen.
Langkah itu terpaksa diambil guna menghemat biaya sebesar 400 miliar yen (Rp 62,5 triliun).
BACA JUGA: Nissan Pamer 2 Mobil Listrik yang Bisa Parkir Sendiri di GIIAS 2024
Upaya penghematan biaya pada tahun fiskal ini menyusul penurunan penjualan mobil-mobil Nisaan di pasar Tiongkok dan Amerika Serikat.
Di mana, penjualan global Nissan turun 3,8 persen menjadi 1,59 juta unit pada semester pertama tahun fiskal, terutama disebabkan oleh penurunan penjualan 14,3 persen di Tiongkok dan hampir 3 persen di AS.
BACA JUGA: Siap-Siap, Nissan Akan Meluncurkan 16 Unit Mobil Listrik Baru
Kedua pasar tersebut mencakup hampir setengah dari total volume penjualan Nissan secara global.
Selain itu, kondisi perusahaan otomotif asal Jepang itu juga belum pulih sepenuhnya, semenjak ditinggal mantan ketua Carlos Ghosn pada 2018 dan perampingan kerja sama dengan Renault.
BACA JUGA: Nissan Bersiap Uji Coba Baterai Solid State, GT-R yang Pertama Pakai?
Nissan juga mengumumkan telah memangkas proyeksi laba tahunan hingga 70 persen menjadi 150 miliar yen (Rp 14,7 triliun), yang merupakan revisi kedua sepanjang tahun ini.
Di pasar Tiongkok yang sangat besar, Nissan menghadapi persaingan ketat dengan merek lokal.
Sementara itu, di Amerika Serikat Nissan tidak mampu kompetitif khususnya di segmen mobil hybrid.
CEO Nissan, Makoto Uchida, mengakui bahwa perusahaan kurang memahami permintaan pasar AS untuk kendaraan hybrid yang berkembang pesat.
"Kami tidak mengantisipasi peningkatan cepat HEV (hybrid listrik), kami baru mulai menyadari tren ini pada akhir tahun fiskal lalu," kata Uchida dalam konferensi pers.
Nissan pun mulai menyusun strategi penanggulangan, dengan memangkas kapasitas produksi sebesar 20 persen.
Kemudian, perusahaan akan mempercepat pengembangan model baru menjadi 30 bulan, dan mempererat kolaborasi dengan mitra strategisnya, Renault dan Mitsubishi Motors.
Nissan juga sedang mempertimbangkan untuk melepas hingga 10 persen sahamnya di Mitsubishi Motors, guna mengumpulkan dana hingga 68,6 miliar yen (Rp 10,5 triliun).
Secara global, Nissan memiliki 25 lini produksi dan berencana mengurangi kapasitas maksimalnya, termasuk dengan menyesuaikan kecepatan jalur produksi dan pola kerja di pabrik. (nikkeiasia/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nissan Kicks 2025 Tawarkan Opsi Penggerak Semua Roda
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha