Penjualan Anjlok, Tesla Terpaksa Pangkas Harga Mobil Listrik

Selasa, 23 April 2024 – 12:32 WIB
Ilustrasi mobil listrik Tesla Model S. Foto: Tesla

jpnn.com, JAKARTA - Tesla terpaksa memangkas harga jual mobil mereka di sejumlah pasar kunci seperti Amerika Serikat, China, dan Eropa.

Keputusan menurunkan harga itu sebagai strategi menghadapi penurunan penjualan produknya.

BACA JUGA: Pengumuman, Tesla Batal Garap Mobil Listrik Murah, Kenapa?

Tesla telah memberikan potongan harga untuk Model Y, Model S, dan Model X sebesar USD 2.000 atau sekitar Rp 32,4 juta.

Di China, Model 3 turun harga sebesar 14.000 yuan atau Rp 31,3 juta menjadi 231.900 yuan atau Rp 519,5 juta.

BACA JUGA: Tesla Gandeng CATL Kembangkan Baterai Mobil Listrik

Pelanggan di Jerman juga mendapatkan potongan harga sebesar 2.000 euro atau sekitar Rp 34,6 juta untuk Model 3 RWD.

Juru bicara Tesla mengatakan pemotongan harga juga dilakukan di kawasan lain di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah.

BACA JUGA: Tesla Gunakan LFP 100 Persen untuk Mobil Listrik? Luhut Angkat Bicara

Kendati Tesla menjadi produsen kendaraan listrik terpopuler saat ini dengan Model Y menjadi mobil listrik terlaris di dunia, perusahaan tersebut mengalami penurunan penjualan global.

Pada kuartal pertama 2024, Tesla mengalami penurunan hingga 8,5 persen, yakni sebanyak 386.810 unit yang dikirim kepada pelanggan.

Perusahaan milik Elon Musk itu juga harus menghadapi ancaman kompetitor dari China seperti BYD, Nio, dan Li Auto yang mulai masuk ke kawasan pasar mobil yang dikuasai, seperti Amerika Serikat dengan menawarkan mobil listrik harga terjangkau, tetapi berkualitas tinggi.

Di samping menurunkan harga produk mobil listriknya, Tesla juga memangkas harga teknologi Full Self-Driving (FSD) dari USD 12.000 (Rp 194,8 juta) menjadi USD 8.000 (Rp 129,8 juta).

Harga berlangganan bulanan teknologi tersebut juga turun dari USD 199 (Rp 3,2 juta) menjadi USD 99 (Rp 1,6 juta), karena melemahnya permintaan dan persaingan harga.

Tidak hanya bagi Tesla, produsen mobil listrik Tiongkok juga menjadi ancaman bagi produsen dari Amerika Serikat dan Eropa lainnya.

Di Amerika Serikat, Senator Sherrod Brown mengatakan bahwa mobil listrik buatan Tiongkok harus dilarang didistribusikan di sana, karena dianggap mengancam industri otomotif negara tersebut.

Sementara itu di Eropa, Komisi Eropa mempertimbangkan untuk menjatuhkan tarif bagi mobil listrik buatan Tiongkok.

Bagi pelaku industri otomotif, solusi itu dinilai tidak efektif, karena justru diyakini akan mengganggu industri dalam jangka panjang. (carbuzz/ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tesla Recall 54.676 SUV Listrik Model X Yang Bermasalah di Pengontrol Unit


Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler