jpnn.com, JAKARTA - Di masa pandemi Covid-19, PT Unilever Indonesia tetap sukses membukukan pertumbuhan positif 1,5 persen dengan mencatatkan penjualan hingga lebih dari Rp43 triliun, dan keuntungan bersih sebesar Rp7,2 triliun selama tahun 2020.
Ira Noviarti, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, menyampaikan, di tengah pandemi COVID-19 yang berkepanjangan, Unilever tetap konsisten berfokus pada tiga hal.
BACA JUGA: PT Unilever Indonesia Siap Bantu Pemerintah Distribusikan Vaksin ke Daerah
Yaitu memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan, menjawab kebutuhan konsumen dan pelanggan, serta terus berkontribusi pada masyarakat Indonesia.
“Kami yakin tahun 2021 merupakan tahun pemulihan dan, dengan memperkuat daya saing di lintas kategori serta kanal penjualan, Perseroan berada di jalur yang tepat untuk tetap menjadi yang terdepan di saat ini dan masa mendatang,” tutur Ira melalui keterangan tertulis, Kamis (4/2).
BACA JUGA: Unilever Indonesia Siap Tinggalkan Bahan Bakar Fosil
Ira menambahkan, pada kuartal IV 2020, perseroan meluncurkan berbagai inovasi yang relevan untuk menjawab kebutuhan konsumen di tengah pandemi saat ini.
Misalnya penempatan kandungan garam Iodium pada produk penyedap rasa sejalan dengan saran peningkatan konsumsi garam iodium yang terus digencarkan otoritas kesehatan nasional dan global.
BACA JUGA: Seorang Tersangka Teroris Mengaku Dibaiat di Hadapan Munarman FPI, Aziz Yanuar Bilang Begini
Strategi penguatan portfolio juga menjadi andalan perseroan, khususnya kecepatan membaca kebutuhan konsumen rumah tangga terhadap produk yang berkualitas di tingkatan harga yang tepat. Misalnya produk Sahaja yang kini tersedia dengan kemasan yang lebih terjangkau.
Selain itu demi mendukung Kesehatan masyarakat khususnya sistem imun, nilai kearifan lokal juga terus dibawa emiten kapitalisasi besar ini, misalnya melalui penggunaan rempah asli Indonesia yakni Jahe dan Kunyit lewat Merek Sariwangi yang terbukti disambut antusias oleh masyarakat.
“Semua inovasi dieksekusi dengan baik dalam waktu yang sangat singkat di masa pandemi yang penuh tantangan lapangan, membuktikan bahwa perseroan memiliki proses hulu ke hilir yang kuat dan siap menghadapi tantangan,” tambah Ira.
Unilever terus berkomitmen menyediakan produk dan juga layanan yang memudahkan masyarakat, terutama ibu rumah tangga, untuk mengakses berbagai produk dengan lebih mudah, aman, nyaman.
Misal, di tengah pandemic COVID-19, membuka pembelian secara daring untuk kemudian dikirimkan langsung ke rumah. Hal itu sebagai wujud komitmen Unilever untuk memberi kemudahan kepada masyarakat sekaligus menjaga daya beli.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Piter R Abdullah menilai, pandemi Covid-19 membuat semua perusahaan menghadapi tantangan luar biasa. Mereka yang mampu bertahan, tetap tumbuh, boleh jadi telah menerapkan strategi tepat. Seperti diketahui Unilever tetap tumbuh meski dilanda berbagai tantangan selama pandemi.
Bisnis Unilever mampu tumbuh di tengah makro ekonomi tahun 2020 yang sangat menantang, dimana mengacu pada rilis Badan Pusat Statistik pada 15 Januari 2021 lalu yakni kinerja ekspor -2.61%, impor -17.34% dan defisit PBD mencapai 6,09%.
"Dalam jangka panjang industri makanan minuman masih akan terus tumbuh karena menyangkut kebutuhan utama masyarakat. Tahun ini saya perkirakan industri mamin akan sedikit lebih baik dibandingkan tahun lalu seiring harapan pandemi akan mulai mereda," ujar Piter.
Dijelaskan Piter, di tengah pandemi saat ini tidak banyak pilihan strategi yang dimiliki perusahaan, termasuk perusahaan di bidang FMCG.
Tekanan yang dialami dunia usaha terutama dikarenakan turunnya demand yang terjadi karena adanya pandemi. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad