BEIJING - Perusahaan pembuat minuman ringan terbesar dunia, Coca-Cola, mencatatkan penurunan penjualan di China dan Eropa. Salah satu masalah yang dihadapi perusahaan adalah adanya kenaikan biaya bahan baku termasuk pemanis, jus, logam dan plastik.
Disebutkan dalam laman BBC (12/2), penjualan tersebut empat persen lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya setelah tumbuh sebesar 10 persen pada periode Oktober-Desember tahun 2011. Sedangkan penjualan di Eropa juga turun lima persen pada kuartal terakhir tahun ini.
Coca-cola juga memperingatkan penjualan tahun ke depan menjadi tak terduga. Meskipun, secara global penjualan di seluruh dunia naik sebesar tiga persen dan membukukan laba naik 13 persen, namun masih di bawah harapan perusahaan. "Ini tahun yang susah di prediksi," ujar Chief executive perusahaan Muhtar Kent seperti dikutip BBC.
Dijelaskannya, situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian yang berkepanjangan di Eropa, serta transisi berkelanjutan ekonomi di Cina, pemulihan yang lamban di Amerika Serikat menjadi tantangan perusahaan.
Di sisi lain, perusahaan produsen merek Sprite, Fanta, Dasani dan Minute Maid ini juga menghadapi masalah kenaikan biaya bahan baku, termasuk pemanis, jus, logam dan plastik. Senasib dengan Coca-Cola, perusahaan saingannya, Pepsi, juga mengalami tekanan yang sama.(esy/jpnn)
Disebutkan dalam laman BBC (12/2), penjualan tersebut empat persen lebih rendah dibanding kuartal sebelumnya setelah tumbuh sebesar 10 persen pada periode Oktober-Desember tahun 2011. Sedangkan penjualan di Eropa juga turun lima persen pada kuartal terakhir tahun ini.
Coca-cola juga memperingatkan penjualan tahun ke depan menjadi tak terduga. Meskipun, secara global penjualan di seluruh dunia naik sebesar tiga persen dan membukukan laba naik 13 persen, namun masih di bawah harapan perusahaan. "Ini tahun yang susah di prediksi," ujar Chief executive perusahaan Muhtar Kent seperti dikutip BBC.
Dijelaskannya, situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian yang berkepanjangan di Eropa, serta transisi berkelanjutan ekonomi di Cina, pemulihan yang lamban di Amerika Serikat menjadi tantangan perusahaan.
Di sisi lain, perusahaan produsen merek Sprite, Fanta, Dasani dan Minute Maid ini juga menghadapi masalah kenaikan biaya bahan baku, termasuk pemanis, jus, logam dan plastik. Senasib dengan Coca-Cola, perusahaan saingannya, Pepsi, juga mengalami tekanan yang sama.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ledakan Tambang Telan 18 Jiwa
Redaktur : Tim Redaksi