Asosiasi Industri Perumahan di Australia, atau HIA, melaporkan penjualan rumah baru sudah menurun selama tiga berturut-turut sejak bulan November 2015.
Penurunan penjualan telah mencapai 2,7 persen, seiring dengan melambatnya pertumbuhan penduduk, biaya kredit perumaham yang tinggi, serta meningkatnya harga rumah, terutama di kota Sydney dan Melbourne.
BACA JUGA: Kepolisian dan Intelijen Indonesia Mengakui UU Anti Teror Saat Ini Tidak Efektif
"Faktor-faktor ini yang mendorong penurunan konstruksi rumah baru," ujar Harley Dale, kepala ekonom HIA dalam laporan.
"Tapi dari laporan untuk jangka pendek, indikator pentingnya, seperti penjualan rumah baru, tidak menurun tajam pada 6 bulan terakhir di tahun 2015," jelasnya.
BACA JUGA: Penelitian Ilmiah Sumbang Seperempat Pendapatan Nasional Australia
Laporan tersebut menunjukkan adanya peningkatan hingga 1,1 persen dalam penjualan rumah, tapi penurunan 15,1 persen pada penjualan jenis properti lainnya.
Dr Dale mengatakan sektor konstruksi perumahan tetap dalam posisi yang kuat.
BACA JUGA: Kisah Sukses Pembuat Keju Kambing Satu-Satunya di Queensland
"Kami berharap adanya peningkatan pada Desember tahun lalu dan akan tetap pada tingkat yang sehat pada semester pertama tahun ini," tambahnya.
Kepala ekonom CommSec Craig James menyetujui hasil laporan ini. Tapi ia mengatakan dorongan untuk pembangunan hunian baru bisa memberikan tekanan pada pertumbuhan harga properti.
"Ada peringatan besar bagi pembeli dan pengembang dan menunjukkan perlambatan pertumbuhan harga pada tahun 2016," tulisnya dalam sebuah catatan.
"Perlambatan ini jelas ada, dengan keseimbangan yang lebih baik antara permintaan dan pasokan yang diprediksi akan berlangsung di tahun 2016."
Sementara jenis rumah yang letaknya tidak berdekatan, biasanya di kawasan pedalaman, telah meningkat di tiga negara bagian. Peningkatan penjualan jenis properti ini naik hingga 8 persen di Queensland, 3,3 persen di Victoria, dan 0,7 persen di New South Wales.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalahkan Jumlah Ikan, Sampah Plastik Diprediksi Penuhi Lautan di Tahun 2050