jpnn.com, JAKARTA - PT Holcim Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan sebesar 5,9 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu atau naik menjadi Rp 4,452 miliar.
Namun, dari sisi EBITDA, operasional menurun menjadi Rp 233 miliar akibat beban dari kenaikan biaya energi untuk produksi per ton semen.
BACA JUGA: Kelebihan Pasokan, Produsen Semen Garap Beton
Presiden Direktur Holcim Indonesia Gary Schurtz menjelaskan, pencapaian pertumbuhan tersebut dipengaruhi membaiknya kondisi pasar akibat kemudahan kredit.
Hal itu dapat mendorong kepemilikan properti dan kebutuhan semen.
Kenaikan konsumsi semen secara nasional sebesar tiga persen atau naik hingga 30 ton pada paro pertama tahun ini turut memengaruhi peningkatan kinerja Holcim.
”Di sisi lain, kami sangat menghargai upaya pemerintah untuk melanjutkan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia yang diharapkan mendorong potensi baru bermunculan pada sektor perumahan, komersial, hingga sarana prasarana umum,” ujar Gary, Rabu (5/9).
Sampai akhir tahun, pihaknya menargetkan dapat mencapai pertumbuhan penjualan sekitar enam persen.
Holcim pun berupaya menggenjot kinerjanya. Misalnya, memperkenalkan kemasan baru PowerMax.
Produk tersebut didesain secara khusus untuk pekerjaan konstruksi struktur bangunan dan campuran beton.
Setelah itu, diformulasikan dengan butiran micro filler particle dan strength agent yang dapat membantu pengaplikasian menjadi lebih mudah.
Menurut Gary, saat ini persaingan pasar semen semakin kompetitif. Karena itu, harus ada keunikan atau pembeda pada produk.
Saat ini produk PowerMax tersedia di beberapa area di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Ke depan, Holcim terus meningkatkan distribusi hingga seluruh Pulau Jawa. (car/c25/fal)
Redaktur & Reporter : Ragil