JAKARTA - Situasi keamanan di Suriah terus memanas. Di tengah gejolak itu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sudah menyiapkan skenario terburuk seandainya KBRI Damaskus terpaksa harus ditutup sementara. Namun, saat ini mereka masih fokus menyelematkan WNI yang berada di tengah konflik bersenjata.
Juru bicara Kemenlu Michael Tene di Jakarta kemarin (9/6) menuturkan, skenario terburuk jika konflik di Suriah meluas dan mengancam keselamatan staf KBRI, maka tidak ada opsi lain untuk menonaktifkan sementara KBRI Damaskus. Kasus seperti ini pernah terjadi di KBRI Tripoli, Libya. Ketika gejolak pelengseran Moamar Khadafi memuncak, staf KBRI Tripoli diungsikan sementara ke KBRI Tunis.
Di tengah pengamatan keamanan setempat, Tene meneturkan penutupan sementara sebuah KBRI karena kondisi keamanan, wajib mempertimbangkan beberapa faktor. Diantara yang paling pokok adalah, seluruh WNI selain staf KBRI harus dievakuasi lebih dulu. "Tidak mungkin staf KBRI diungsikan dan meninggalkan sejumlah WNI," katanya.
Untuk sementara, Tene mengatakan kondisi di sekitar KBRI relatif masih aman. Kalaupun ada gejolak, tidak separah di kawasan-kawasan Suriah lainnya yang sampai menewaskan puluhan warga sipil.
Perkembangan pengamanan WNI di Suriah menurut Tene adalah, sampai akhir Mei lalu ada 233 WNI yang dipulangkan dari Suriah. Selain itu, saat ini tercatat setidaknya ada 104 WNI yang masih ditampung di KBRI Damaskus. Sementara ribuan WNI yang rata-rata bekerja sebagia pembantu rumah tangga masih tinggal di rumah majikannya.
Tene tidak hafal pasti kawasan-kawasan konflik di Suriah yang menjadi kantong WNI. Dia hanya menuturkan, saat ini ada empat sampai lima wilayah yang dihuni WNI dan masuk kawasan rawan konflik.
"Evakuasi dilakukan terutama di daerah yang menjadi prioritas," kata dia. Selain ditampung di KBRI Damaskus, Tene juga mengatakan pemerintah sudah menyiapkan tempat penampungan alternatif di kawasan Alepo. Tene mengatakan, evakuasi WNI yang bekerja sebagai TKI ini bisa berjalan lancar jika yang bersangkutan bersedia. Adakalanya, TKI ogah dievakuasi dan memilih tetap tinggal di rumah majikannya.
Dengan kondisi ini, Kemenlu berharap seluruh WNI termasuk TKI bisa melaporkan perkembangan situasi keamanan di sekitar tempat tinggal mereka. Sehingga jika situasi terus memburuk dan mereka meminta dipulangkan, staf KBRI bisa mudah melakukan evakuasi. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tim PBB di Syria Terancam
Redaktur : Tim Redaksi