jpnn.com - WUHAN - Tiongkok kehilangan petenis terbaiknya. Itu terjadi setelah Li Na memilih gantung raket setelah terus-terusan dihantam cedera lutut yang berkepanjangan. Li Na pun mengaku sudah tak mampu untuk berlaga di kompetisi levet tertinggi seperti Grand Slam.
Kini, petenis berusia 32 tahun itu mengaku ingin menebus waktunya yang hilang bersama keluarganya. Selama ini, waktu Li Na memang banyak dihabiskan untuk mengayunkan raket dalam latihan maupun pertandingan.
BACA JUGA: Bos F1 Sebut Vettel Sempurna untuk Ferrari
“Dari sisi personal, saya tak sabar untuk memulai babak baru dalam hidup. Saya berharap bisa kembali memperbaiki hubungan dengan semuanya yang sempat kehilangan waktu terbaik ketika saya bermain tenis,” terang Li Na sebagaimana dilansir laman Sky Tennis, Sabtu (20/9).
Hingga kini Li na menjadi petenis Asia tersukses. Wanita asal Wuhan, Tiongkok itu menjadi petenis Asia pertama yang mampu memenangi turnamen level Grand Slam. Itu terjadi ketika Li Na menjuarai Prancis Open 2011 dan Australia Open 2014.
BACA JUGA: Hadapi Juventus, Milan Pilih Nothing to Lose
“Semua orang tahu bahwa karir saya memang banyak diganggu dengan masalah di lutut. Setelah empat kali operasi serta ratusan suntikan di lutut, badan saya seolah mengatakan bahwa saya memang harus berhenti,” tegas Li Na. (jos/jpnn)
BACA JUGA: Vidic Minta Inter Lebih Garang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemain Persebaya U-21 Baku Pukul Lawan Persija U-21
Redaktur : Tim Redaksi