jpnn.com - JAKARTA - Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina (eSPeKaPe), mengingatkan Presiden Joko Widodo, untuk cermat dan tidak memilih Direktur Utama Pertamina dari dinasti Ari Soemarno.
Berdasarkan informasi yang digali dari dalam Kementerian BUMN, nama calon Dirut Pertamina sudah selesai diproses oleh Tim Penilaian Akhir (TPA). Dikabarkan, sosok yang terpilih itu berasal dari eksternal dan dulunya pernah juga menjabat direksi Pertamina.
BACA JUGA: Fadel Minta Tedjo Cabut Pernyataan
Diduga kuat sosok itu adalah Ahmad Faisal, mantan Direktur Niaga Pertamina era Dirut Pertamina Ari Soemarno dan Ferederick Siahaan, mantan Direktur Keuangan Pertamina juga di era Ari.
Ada pula disebut nama Widyawan Prawira Atmaja, Deputi Pengendalian Komersial SKK Migas yang pernah sempat akan dijadikan Direktur Hulu Pertamina di era Dirut Ari Soemarno, tapi kapasitas dan kapabilitasnya justru kalah oleh Karen Agustiawan.
BACA JUGA: Politikus PDIP Curigai Ada Upaya Perpanjang Konflik
Ari Soemarno sendiri menjadi Dirut Pertamina sejak 8 Maret 2006 hingga 2009 dan merupakan kakak kandung Menteri BUMN Rini M Soemarno.
"Ari juga isunya merupakan salah satu kandidat terkuat untuk menempati komisaris utama di Pertamina menggantikan Sugiharto," kata Ketua Umum eSPeKaPe, Binsar Effendi Hutabarat di Jakarta, Rabu (26/11).
Menurutnya, jika saja informasi ini benar, maka eSPeKaPe mengingatkan Jokowi akan janjinya ketika menjadi presiden terpilih. Saat itu kata Binsar, Jokowi menegaskan akan melakukan sejumlah pembenahan pada Pertamina. Kemudian, Jokowi menyatakan pula akan merombak perusahaan pelat merah tersebut untuk memberantas mafia migas.
Ia mengungkapkan, saat Ari Soemarno menjadi Dirut di Pertamina dan berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris pada 17 September 2008, Ari membentuk ISC (Integrated Supply Chain). Ini dimaksud agar dapat menyelaraskan pengadaan minyak mentah dan BBM buat kebutuhan kilang dan pemasaran.
BACA JUGA: Dikecam, Ini Tanggapan Menkopolhukam
“Tapi, mana buktinya ISC yang dibentuk Bapak Ari ini? Justru sampai saat ini pun yang terjadi adalah penghambatan pembangunan kilang baru. Sebaliknya bukan malah memfasilitasi dan mempercepat pembangunan kilang," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fadli Zon: Dia Pernah ke Bali gak?
Redaktur : Tim Redaksi