SEI BINGAI - Bunuh diri ala Negeri Sakura, yakni harakiri, inilah yang dilakukan, Yontianus Tambunan (60). Diduga putus asa alias frustasi karena penyakit komplikasi yang sudah dua tahun dideritanya tak kunjung sembuh.
Pensiunan PNS dibagian tata usaha sekolah dasar dikampungnya ini, nekat menusuk leher dan perut hingga menembus ulu hati.
Keluarga korban yang saat itu baru pulang dari ladang tak jauh dari rumahnya di Dusun I Adimulyo, Desa Pasar VI Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, terkejut karena sudah menemukan korban bersimbah darah di dalam kamar mandi, kemarin sekitar pukul 17.00 WIB.
Namun sayangnya, keluarga korban engan berkomentar banyak tentang kematian pria beranak enam ini. Keluarga sudah menyerahkan semuanya kepada tuhan dan korban kini disemayamkan di perkuburan umat kristiani.
Sebelum ditemukan tewas, korban sempat berpesan kepada istri dan anak-anaknya yang saat itu berada di rumah. Dia meminta, untuk ditingalkan sendiri di dalam rumah. "Udah, gak papa aku ditinggal sendiri, kalian ke ladang aja bercocok tanam untuk tambah-tambah uang belanja," kenang sang istri sembari menangis.
Beberapa menit di ladang, istri memiliki firasat kurang enak, dengan tergesa-gesa, ia pun bergegas pulang ke rumahnya. Namun setibanya di dalam, seluruh pintu rumah terkunci dari dalam. Merasa heran dengan kondisi rumah yang biasannya tidak pernah terkunci. Ia lantas memanggil anak-anaknya dan warga sekitar untuk mengedor pintu tersebut. "Kami mulai mengedor pintu dari luar, tapi tak kunjung dibuka juga," kata S Sinaga, salah satu warga disana.
Hingga akhirnya, anak-anak korban dan beberapa warga disana mebuka pintu dengan cara mendobrak pintu rumah. Ketika didobrak, kondisi rumah memang tampak lengang dan tidak ditemukan keganjilan. Akan tetapi alangkah terkejutnya mereka saat menuju kamar mandi.
Korban sudah ditemukan bersimbah dara dengan tangan memegang pisau yang tertusuk ke perut. "Dia sudah terbujur kaku dengan tangan memegang pisau di perut," cetusnya
Keluarga pun lantas membawa korban untuk menuju ruang tamu guna mengentahui kondisinya. Namun, pria tersebut sudah tidak bernyawa lagi dan kondisinya sudah terbujur kaku. Warga pun memadati rumah permanen batu itu guna melihat kondisi korban dan memberitahukan kejadian ini kepada pihak yang berwakjib.
"Karena warga sudah ramai, kami memberi tahukan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Mereka lantas turun ke lokasi guna mencari tahu kematian korban," sambung Burhan, selaku Kepala Desa.
Awalnya polisi sempat tidak diperbolehkan untuk melihta kondisi korban. Karena, keluarga tidak ingin jasadnya dibawa kerumah sakit dan memperlabat proses penguburan. Namun setelah diberipengertian, akhirnya polisi bisa melakukan penyelidikan. Dalam penyelidikan tidak ditemukan luka penganiayaan dan polisi memastikan jasad korban memang murni bunuh diri.
"Korban semasa hidupnya tidak memiliki musuh dan beberapa hari belakang ini memang korban terlihat melamun memikirkan penyakit komplikasi yang dideritanya. Bahkan, korban sudah pergi ke Penang, guna menyembuhkan penyakit komplikasi yang dideritanya. Tapi, tak sembuh juga, mungkin itu jga yang membuatnya nekat bunuh diri," sebut dia.
Terpisah, Kapolsek Sei Bingei AKP M Sihombing, mengakui tidak ditemukan bekas luka penganiayaan dari tubuh korban. Dan setelah melakukan identivikasi, korban murni tewas karena bunuh diri.
"Memang awalnya jasad korban tidak dikasih untuk dibawa. Bahkan, keluarga melarang kami untuk melakukan identifikasi. Tapi setelah kami jelaskan, akalu jasadnya tidak adakn dibawa. Keluarga menginjikan dan saat identifikasi, tidak ditemukan luka memar atau luka dugaan pembunuhan. Jadi korban murni bunuh diri berdasarkan keterangan saksi dan melihat hasil identifikasi," tegas AKP M Sihombing. (bam)
Pensiunan PNS dibagian tata usaha sekolah dasar dikampungnya ini, nekat menusuk leher dan perut hingga menembus ulu hati.
Keluarga korban yang saat itu baru pulang dari ladang tak jauh dari rumahnya di Dusun I Adimulyo, Desa Pasar VI Kwala Mencirim, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, terkejut karena sudah menemukan korban bersimbah darah di dalam kamar mandi, kemarin sekitar pukul 17.00 WIB.
Namun sayangnya, keluarga korban engan berkomentar banyak tentang kematian pria beranak enam ini. Keluarga sudah menyerahkan semuanya kepada tuhan dan korban kini disemayamkan di perkuburan umat kristiani.
Sebelum ditemukan tewas, korban sempat berpesan kepada istri dan anak-anaknya yang saat itu berada di rumah. Dia meminta, untuk ditingalkan sendiri di dalam rumah. "Udah, gak papa aku ditinggal sendiri, kalian ke ladang aja bercocok tanam untuk tambah-tambah uang belanja," kenang sang istri sembari menangis.
Beberapa menit di ladang, istri memiliki firasat kurang enak, dengan tergesa-gesa, ia pun bergegas pulang ke rumahnya. Namun setibanya di dalam, seluruh pintu rumah terkunci dari dalam. Merasa heran dengan kondisi rumah yang biasannya tidak pernah terkunci. Ia lantas memanggil anak-anaknya dan warga sekitar untuk mengedor pintu tersebut. "Kami mulai mengedor pintu dari luar, tapi tak kunjung dibuka juga," kata S Sinaga, salah satu warga disana.
Hingga akhirnya, anak-anak korban dan beberapa warga disana mebuka pintu dengan cara mendobrak pintu rumah. Ketika didobrak, kondisi rumah memang tampak lengang dan tidak ditemukan keganjilan. Akan tetapi alangkah terkejutnya mereka saat menuju kamar mandi.
Korban sudah ditemukan bersimbah dara dengan tangan memegang pisau yang tertusuk ke perut. "Dia sudah terbujur kaku dengan tangan memegang pisau di perut," cetusnya
Keluarga pun lantas membawa korban untuk menuju ruang tamu guna mengentahui kondisinya. Namun, pria tersebut sudah tidak bernyawa lagi dan kondisinya sudah terbujur kaku. Warga pun memadati rumah permanen batu itu guna melihat kondisi korban dan memberitahukan kejadian ini kepada pihak yang berwakjib.
"Karena warga sudah ramai, kami memberi tahukan kejadian ini kepada pihak kepolisian. Mereka lantas turun ke lokasi guna mencari tahu kematian korban," sambung Burhan, selaku Kepala Desa.
Awalnya polisi sempat tidak diperbolehkan untuk melihta kondisi korban. Karena, keluarga tidak ingin jasadnya dibawa kerumah sakit dan memperlabat proses penguburan. Namun setelah diberipengertian, akhirnya polisi bisa melakukan penyelidikan. Dalam penyelidikan tidak ditemukan luka penganiayaan dan polisi memastikan jasad korban memang murni bunuh diri.
"Korban semasa hidupnya tidak memiliki musuh dan beberapa hari belakang ini memang korban terlihat melamun memikirkan penyakit komplikasi yang dideritanya. Bahkan, korban sudah pergi ke Penang, guna menyembuhkan penyakit komplikasi yang dideritanya. Tapi, tak sembuh juga, mungkin itu jga yang membuatnya nekat bunuh diri," sebut dia.
Terpisah, Kapolsek Sei Bingei AKP M Sihombing, mengakui tidak ditemukan bekas luka penganiayaan dari tubuh korban. Dan setelah melakukan identivikasi, korban murni tewas karena bunuh diri.
"Memang awalnya jasad korban tidak dikasih untuk dibawa. Bahkan, keluarga melarang kami untuk melakukan identifikasi. Tapi setelah kami jelaskan, akalu jasadnya tidak adakn dibawa. Keluarga menginjikan dan saat identifikasi, tidak ditemukan luka memar atau luka dugaan pembunuhan. Jadi korban murni bunuh diri berdasarkan keterangan saksi dan melihat hasil identifikasi," tegas AKP M Sihombing. (bam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karena Cemburu, Pacar Dibakar
Redaktur : Tim Redaksi