jpnn.com, WASHINGTON - Pentagon mengakui bahwa operasi militer Amerika Serikat di sejumlah negara telah menyebabkan tewasnya warga sipil. Tahun lalu saja, lebih dari 130 warga sipil tewas gegara aksi militer AS.
"Kami memperkirakan 132 warga sipil tewas dan 91 terluka akibat operasi militer AS pada 2019 di Irak, Suriah, Afghanistan dan Somalia," tulis Pentagon dalam laporan tahunan kepada Kongres AS, Rabu (6/5).
BACA JUGA: Beda dengan Donald Trump, Jenderal Amerika Ini Ogah Sok Tahu soal Asal Virus Corona
Jumlah korban sipil terbanyak ada di Afghanistan dengan 108 kematian dan 75 luka-luka. Di Irak dan Syria, militer AS merenggut nyawa 22 warga sipil.
Sementara di Somalia, tentara Paman Sam membunuh dua warga sipil dan melukai tiga lainnya. "Kami tidak menemukan korban sipil akibat operasi militer AS di Yaman dan Libya," klaim Pentagon.
BACA JUGA: Amerika Tuding Tiongkok dan Rusia Gunakan Pandemi Corona untuk Kepentingan Bisnis
Angka-angka dari Pentagon tersebut jauh lebih kecil ketimbang yang dilaporkan organisasi HAM. Menurut Airwars, di Syria saja, operasi militer AS dan sekutunya bertanggung jawab atas kematian 465 hingga 1.113 warga sipil.
"Langkah Departemen Pertahanan menyerahkan laporan tahun ini menandai sebuah kemajuan dalam transparansi operasi militer AS," ujar Daphne Eviatar dari Amnesty International.
BACA JUGA: Dua WN Amerika Ditangkap Terkait Kudeta Gagal di Venezuela
"Meski begitu, isi laporan tersebut menunjukkan bahwa Pentagon masih mengecilkan korban sipil," lanjut dia. (AFP/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil