jpnn.com, KARANGASEM - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meminta masyarakat di sekitar kawasan Gunung Agung, Karangasem, Bali, tenang.
Sebab, sejauh ini belum ada tanda-tanda gunung akan meletus.
BACA JUGA: 6 Sirene dan 54 Rambu Dipasang di Kawasan Gunung Agung
"Masyarakat diimbau untuk tenang. Hingga saat ini secara visual belum tampak tanda-tanda Gunung Agung akan meletus," kata Sutopo, Sabtu (30/9).
Sosialisasi kepada masyarakat, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan aparat setempat terus dilakukan agar mereka memahami bahaya dari Gunung Agung.
BACA JUGA: Menikah di Pengungsian, yang Penting Sah
Awan panas memiliki suhu 600-800 derajat celcius dengan kecepatan menuruni lereng mencapai 200 - 300 kilometer per jam. "Tentu ini berbahaya bagi masyarakat jika berada di dalam radius berbahaya," ungkapnya.
Sutopo menuturkan, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika telah memerintahkan 70 ribu warga dari 27 desa yang berada di dalam radius berbahaya harus tetap mengungsi.
BACA JUGA: Kementan Antisipasi Kerugian Peternak Sekitar Gunung Agung
Sedangkan 73 ribu lebih warga dari 51 desa yang aman dan berada di luar radius berbahaya boleh pulang ke rumahnya masing-masing.
"Kepulangan pengungsi dapat dilakukan secara mandiri atau dibantu pemerintah," katanya.
Berdasarkan catatan BNPB, hingga Sabtu (30/9) jumlah pengungsi tercatat 143.840 jiwa dari 471 titik pengungsian di sembilan kabupaten/kota.
Masyarakat dapat mengakses data aktivitas gunung, pengungsi, pendidikan, dan lainnya ke gunungagungupdate.bnpb.go.id.
BNPB telah memasang sirine di enam titik pada sekeliling radius berbahaya dari Gunung Agung. Pemasangan dilakukan untuk memberikan peringatan dini jika Gunung Agung meletus dan membahayakan masyarakat.
Enam lokasi sirine berada di Polsek Selat, Polsek Rendang, Pos Polisi Tianyar, Polsek Kubu, Koramil Kota Karangasem, dan Koramil Abang.
Selain itu, BNPB telah memasang rambu-rambu peringatan bahaya di 54 titik. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Butuh Rp 200 Juta per Hari demi Makan Pengungsi Gunung Agung
Redaktur & Reporter : Boy