Penting Mewaspadai Alergi saat Olahraga, Akibatnya Bisa Berujung Kematian

Rabu, 05 Mei 2021 – 12:19 WIB
Ilustrasi Olahraga.

jpnn.com, JAKARTA - Anda sebaiknya mewaspadai alergi yang terjadi saat berolahraga.

Pasalnya, alergi yang terjadi dapat memperburuk gejala asma yang meliputi rasa sesak, batuk, nyeri dada, dan sesak napas.

BACA JUGA: Lihat Nih Gambar-gambar Nyeleneh Raisa

Bahkan, individu yang biasanya tidak menderita asma dapat menjadi korban asma akibat alergi yang terjadi saat berolahraga.

Hal serupa juga terjadi dengan para atlet ataupun para pecinta olahraga.

BACA JUGA: Pernafasan Tak Lancar, Batuk di Pagi Hari, Ingus Berwarna Kuning, Waspadalah!

Khusus untuk para atlet, mereka lebih rentan mengalami gejala alergi yang signifikan, dipicu paparan aeroalergen.

Respons alergi menyebabkan hidung dan saluran pernapasan tersumbat, kesulitan bernafas, rasa kelelahan dan perubahan mood yang kemudian memengaruhi performa atletik.

BACA JUGA: 4 Asupan Penting yang Buat Tubuh Tetap Kuat!

Bahkan, pada beberapa kasus alergi tidak hanya dapat mengganggu prestasi dan juga dapat berakhir dengan kematian.

Untuk itu, penting harus mengenali terlebih dahulu apa yang terjadi pada tubuh saat terjadi alergi.

Spesialis Kedokteran Olahraga dari RS Mitra Kemayoran Jakarta dr Michael Triangto, SpKO menjelaskan, alergi itu disebabkan oleh bahan alergen yang kontak dengan tubuh.

Baik melalui kulit, oral, injeksi dan alergen tersebut menyebabkan tubuh memutuskan untuk membentuk anti terhadap alergen tersebut.

"Akibatnya, akan tercetuslah proses peradangan yang dapat bermanisfestasi dalam bentuk kemerahan pada kulit, bengkak, gatal, sakit, sesak dan pada beberapa kasus akan menimbulkan efek lepuh pada kulit," ujar Michael melalui keterangan yang diterima di Jakarta.

Michael menambahkan, bila pembengkakan terjadi pada mukosa saluran pernafasan, dapat menyebabkan sesak akibat penyempitan dari jalan nafas.

Bila tidak tertangani dengan tepat dapat berpotensi menimbulkan kematian.

Bila terjadi lepuh pada kulit telapak kaki tentunya dapat menggangu aktivitas latihan olahraga.

Lalu mengapa sebelumnya tubuh tidak mengalami gangguan terhadap alergen dan kini menjadi sensitif?

Menurut Michael, hal ini dikarenakan tubuh yang awalnya tidak memberikan respons dengan alergen yang masuk.

Namun, seiring dengan intensnya paparan alergen dan kondisi tubuh, maka lama kelamaan akan menimbulkan keluhan yang nyata.

"Pada sejumlah orang, jenis olahraga di luar ruangan (outdoor) sering menimbulkan alergi, terutama pada orang-orang yang sensitif. Misalnya, rangsangan udara dingin, suhu panas, debu, serbuk sari yang dapat menyebabkan gatal-gatal, bersin bahkan sesak nafas," ucapnya.

Sementara bagi mereka yang kerap berlatih di gym, alergi juga dapat terjadi disebabkan debu karpet, udara air conditioner yang tidak terawat baik ataupun akibat kontak dengan logam, karet, dan plastik yang menjadi bahan dasar pembuatan alat-alat olahraga.

Bagi atlet yang dipersiapkan untuk suatu kejuaraan tentunya timbulnya alergi akan membuat tidak mampu berlatih dengan baik yang pada akhirnya dapat menyebabkan gagal meraih prestasi tertinggi.

Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine, hasil kolaborasi penelitian dari Diana Silva dari Centro Hospitalar de Sao Joao dan Andre Moreira dari University of Porto menyebutkan, meski latihan dan olah raga memiliki beberapa manfaat, melakukannya secara berlebihan belum tentu merupakan hal yang baik.

Misalnya, atlet elite memiliki peningkatan risiko asma dan alergi.

Beberapa mekanisme dapat memengaruhi risiko ini, yang meliputi interaksi antara faktor pelatihan lingkungan dan faktor risiko pribadi, seperti kerentanan genetik, peradangan yang dimediasi neurogenik, dan sensitivitas epitel.

Namun, banyak sekali bukti ilmiah yang menunjukkan efek positif olah raga sebagai bagian dari gaya hidup sehat.

Secara keseluruhan, manfaatnya jauh lebih besar daripada potensi bahaya pelatihan.

Namun diperlukan intervensi gaya hidup sehat terapeutik yang mudah diberikan, yang dapat digunakan bersamaan dengan pengobatan saat ini.

 

Pencegahan

Selain dibutuhkan diagnosa dan pengobatan yang tepat maka hal terpenting pada penanganan alergi adalah melakukan pencegahan.

Michael kemudian menyarankan beberapa saran dan tips yang dapat dijadikan panduan dalam mencegah dan mengobati alergi, terutama bagi orang yang aktif berolahraga.

"Yang pertama adalah mengenali berbagai bahan alergen yang berpengaruh pada tubuh kita dan jauhkan bahan alergen tersebut dari Anda atau siapa pun yang menderita alergi terhadap bahan itu," ujar Michael.

Bilamana kontak dengan alergen tak dapat dihindari maka kita harus menyediakan obat anti alergi yang biasanya dipergunakan dan bila gangguan tidak dapat teratasi dengan baik segera menghubungi dokter terdekat, tambah Michael.

Kemudian simpan catatan tentang bahan alergen tersebut di dalam dompet kita berdekatan dengan kartu identitas sehingga dalam keadaan darurat.

"Misalnya di saat kita tidak sadarkan diri, maka petugas medis dapat mengetahui hal-hal apa saja yang tidak boleh diberikan," tutup Michael.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler