Pentingnya Skrining Dini & Penanganan Tepat Atasi Gangguan Irama Jantung

Kamis, 26 September 2024 – 14:02 WIB
Chairman of The Arrhythmia Center di RS Siloam TB Simatupang Prof. Yoga Yuniadi menjelaskan metode baru mengatasi aritmia atau gangguan irama jantung. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Atrial Fibrillation (AF), yang lebih dikenal sebagai gangguan irama jantung, makin banyak ditemukan. Tidak hanya pada pasien usia lanjut, tetapi juga di kalangan orang-orang di usia produktif.

Oleh karena itu penting untuk melakukan antisipasi sejak awal bagi yang mengalaminya.

BACA JUGA: Samsung Galaxy Watch Bakal Dilengkapi Fitur Baru, Bisa Deteksi Irama Jantung

Prof Yoga Yuniadi selaku dokter spesialis jantung di RS Siloam TB Simatupang, menekankan pentingnya kesadaran akan kondisi ini, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke. AF ditandai dengan detak jantung yang tidak teratur, yang diakibatkan oleh gangguan listrik di jantung. 

"Rekam EKG pada pasien AF menunjukkan denyut nadi yang tidak teratur dan komponen gelombang yang kecil serta tidak jelas," ungkap Prof. Yoga, Kamis (26/9). 

BACA JUGA: Waspada, Ini 3 Efek Samping Minum Kopi Berlebihan, Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Akibatnya, aliran darah dari jantung menjadi tidak stabil, meningkatkan risiko pembentukan gumpalan darah yang dapat memicu stroke.

Faktor risiko untuk AF mencakup riwayat hipertensi, obesitas, kebiasaan merokok, diabetes melitus, dan faktor genetik. Awalnya, terapi AF dilakukan dengan obat-obatan, namun kini ablasi jantung dianggap sebagai metode paling efektif. 

BACA JUGA: Ketahui tentang Aritmia Jantung: Pencegahan & Perawatan dengan Metode Terkini

Prosedur ini melibatkan penghancuran jaringan jantung abnormal dengan energi panas atau dingin melalui kateter.

"Ada dua metode ablasi, yakni ablasi frekuensi radio yang menggunakan energi panas, dan cryoablation yang menggunakan suhu dingin," jelasnya. 

Gejala AF bisa muncul dan menghilang, sering kali tanpa disadari. Oleh karena itu, skrining jantung secara rutin sangat dianjurkan.

“Skrining dini sangat penting, dan jika merasakan detak jantung yang tidak teratur, segera ke rumah sakit. Hanya dalam waktu 24 jam, AF dapat berpotensi menyebabkan stroke,” tambah Prof. Yoga.

Teknik ablasi menunjukkan tingkat keberhasilan yang tinggi, dengan 86% pasien tidak mengalami kekambuhan setelah satu tahun. Terlebih lagi, RS Siloam TB Simatupang berkomitmen untuk menyediakan layanan medis berkualitas dan teknologi terkini, mendukung upaya pencegahan dan penanganan AF secara efektif. (esy/jpnn)


Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler