jpnn.com - JAKARTA – Penulis buku ‘Kepemimpinan Sutiyoso di Mata Publik’, Naufal Firman Yursak menilai tak tepat pihak-pihak yang memersoalkan usia calon kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pasalnya, banyak pemimpin lembaga intelijen di dunia, yang bahkan berusia di atas 70 tahun, saat diangkat menjabat sebagai kepala di lembaga intelijen.
Pernyataan Naufal itu untuk merespon banyaknya kritik yang memersoalkan keputusan Presiden Joko Widodo mencalonkan Sutiyoso sebagai calon kepala Badan Intelijen Negara. Menurut Naufal, Central Intelligence Agency (CIA) di Amerika Serikat bahkan pernah dipimpin tokoh berusia 73 tahun.
BACA JUGA: Kemendagri Pahami Keluhan DPRD soal Biaya Perjalanan Dinas
Sedangkan Sutiyoso pada 6 Desember nanti akan menginjak usia 71. “Usia tidak menjadi masalah. Sebab dalam dunia intelijen, yang dibutuhkan adalah kematangan. Bukan hanya kekuatan fisik semata,” katanya dalam diskusi kebangsaan yang digelar Persaudaraan Muda Indonesia, Rabu (24/6) di Jakarta.
Naufal pun meyakini Presiden Jokowi -sapaan Joko Widodo- menunjuk Bang Yos sebagai calon tunggal KaBIN karena melihat kematangan yang dimiliki mantan Wakil Komandan Jenderal Kopassus itu. Terlebih presiden pula yang akan menjadi user hasil kerja BIN.
BACA JUGA: Rakor Angkutan Mudik Sepakat Tekan Angka Kecelakaan
“Yang menggunakan BIN kan Presiden, karena itu penting tahu track record-nya. Apalagi kalau tidak salah Bang Yos ini memiliki kemampuan operasi tempur intelijen,” ujar Naufal.
Ia menambahkan, Bang Yos selain sangat matang dan punya kemampuan intelijen yang baik juga terbukti berhasil saat memimpin DKI Jakarta selama dua periode. Karenanya kekhawatiran bahwa Bang Yos akan berkinerja buruk saat memimpin BIN sebenarnya tak beralasan.
BACA JUGA: Adeksi Minta Biaya Perjalanan Dinas DPRD Naik
“Di buku saya, ada sekitar 70 komentar tokoh tentang keberhasilannya memimpin Jakarta. Karena itu kekhawatiran sebagian kalangan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Orde Baru terulang kembali, saya kira tak akan terjadi. Apalagi presiden (Jokowi, red) tentu tidak mungkin menghianati reformasi dan demokrasi,” ujar Naufal.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Aspirasi Rp 20 M Ditolak Pemerintah? DPR Tak Akan Menyerah
Redaktur : Tim Redaksi