Penumpang Bus Mira Tergilas Panther

Empat Tewas Seketika

Selasa, 14 Februari 2012 – 06:50 WIB

PARON - Kecelakaan maut kembali terjadi di jalur Magetan-Ngawi. Setelah Bus Sumber Kencono versus sedan Honda Accord di jembatan Glodok, Kelurahan/Kecamatan Karangrejo kali ini terjadi di Jalan raya Ngawi-Magetan kilometer 6-7. Tepatnya Desa Tempuran, Kecamatan Paron sekitar pukul 03.15 WIB..

Bus Mira jurusan Surabaya-Jogjakarta dari arah selatan (Magetan) yang sarat penumpang menabrak pohon Mahoni di sisi kanan jalan hingga roboh. Setelah sebelumnya hendak menghindari truk trailer Head Tandum yang berjalan pelan dari arah utara (Ngawi) menyeberang kearah gudang penyangga pupuk PT Petrokimia Gresik.

Empat penumpang bus Mira tewas di lokasi kecelakaan. Yakni, Herny Tiyasih, 35, warga Desa Sukodono, Sidoarjo, Aris Mbaret Budwiyanto, warga Ngadirejo, Sukoharjo, Jawa Tengah dan   Narwito, 50,  kernet bus warga Baron Nganjuk. Sedangkan satu korban tewas lainnya hingga kini belum diketahui identitasnya.

Tidak hanya itu, dalam kecelaan ini 26 korban lainnya mengalami luka berat dan ringan. Korban luka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dr Soeroto dan Widodo Ngawi.

Kronologisnya, saat itu arus lalu lintas dalam kondisi sepi. Bus Mira nopol S 7186 US yang disopiri David Doda, 37, warga Jalan Kyai Mojo, Kelurahan Pelem, Ngawi melaju dari selatan. Kesaksian sejumlah penumpang, bus melaju dalam kecepatan tinggi. "Mungkin karena sudah penuh penumpangnya. Jadi bus melaju kencang. Saya saja yang berdiri sampai bergoyang di sepanjang jalan," ucap Hendra Galih, seorang penumpang asal Ponorogo.

Disinyalir sopir tak mewaspadai arus lalu lintas yang berasal dari arah berlawanan. Begitu melihat bodi belakang truk trailer Head Tandum yang disopiri Hardjo, 56, warga Lidah Wetan, Surabaya yang dalam keadaan miring di pinggir jalan, bus melaju zig-zag dan tak terkendali. Untuk menghindari tabrakan, David Doda membanting stir ke kanan.

Namun nahas, bodi bus bagian kanan malah menghantam pohon Mahoni berdiameter setengah meter hingga roboh. Tidak sampai disitu, bus tetap melaju dan baru terhenti setelah nyungsep di areal pondasi bangunan tepat di sebelah taman rekreasi water boom Tirto Nirmolo.

Karena kerasnya benturan, sejumlah penumpang terpental. Celakanya, dalam kondisi sekarat, sebagian dari mereka tergilas mobil Isuzu Panther yang melaju dari arah utara. Hingga saat ini, polisi masih mencari identitas Panther warna gelap yang ikut terlibat dalam kecelakaan itu. "Kami sempat mengejar Panther yang menabrak para korban. Tapi sudah kehilangan jejak sampai di perbatasan Ngawi-Magetan," jelas Suparyono salah seorang warga sekitar.

Dibantu warga, petugas mengevakuasi satu persatu korban untuk dibawa ke rumah sakit. Mereka rata-rata dalam kondisi tak sadarkan diri dan kritis. Petugas kesulitan mengevakuasi dua korban tewas yang terjepit kursi bus. Dibutuhkan waktu hampir dua jam untuk mengeluarkan jenasah yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya itu. Korban meninggal langsung dibawa ke RSUD dr Soeroto untuk menjalani visum.

Jumlah korban yang cukup banyak, memaksa polisi juga mengerahkan mobil patroli untuk diperbantukan dalam evakuasi. "Kami masih menunggu olah TKP yang dilakukan Polda Jatim. Sebab kecelakaan ini sudah skala nasional. Jadi hasilnya nanti benar-benar valid," terang Kapolres Ngawi AKBP Eddy Djunaedi yang tiba ke lokasi bersama petugas Dir Lantas Polda Jatim.

Untuk mengusut penyebab kecelakaan, polisi tidak cuma fokus ke olah TKP. Sopir bus David Doda dan sopir truk trailer Head Tendum Hardjo sudah diamankan. Keduanya menjalani pemeriksaan intensif di ruang Laka Lantas Polres. Begitu juga menjalani test urin dan darah guna mengetahui dugaan ketergantungan minuman keras dan obat-obatan. "Setelah kami lakukan uji laboratorium hasilnya negatif. Meskipun demikian, kami tetap akan melakukan uji laboratorium lagi sesuai yang dianjurkan Polda,"  tambah Kanit Laka Polres Ngawi, Ipda Creato Sonehe Gulo.

Sementara, David Doda masih terlihat shock saat menjalani pemeriksaan. Sesekali sopir bus nahas itu cuma geleng-geleng kepala sambil menundukan wajahnya. David Doda mengaku bus yang dikemudikan melaju di atas 100 kilometer perjam. Karena minim penerangan, pandangan kearah depan tidak bisa terlihat jelas. David kaget melihat bodi belakang truk trailer Head Tandum masih berada di bahu jalan. "Tidak sempat tekan rem, saya langsung membanting ke kanan. Tapi ada pohon dan laju bus sudah tidak terkendali," ungkapnya di hadapan wartawan. (dip/eba)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Elit Papua, Stop Bohongi Publik!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler