KALANGAN DPRD DKI Jakarta terus menyoroti buruknya layanan bus Transjakarta. Kali ini, giliran busway koridor 10 (Cililitan-Tanjungpriok) dan koridor 11 (Kampung Melayu-Pulogebang) yang dikritik. Sebab, di dua koridor tersebut armada bus yang beroperasi tak lebih dari 6 armada.
Di koridor 10 saat ini hanya beroperasi 3 armada, sedangkan di koridor 11 hanya 3 armada. Akibatnya, ribuan calon penumpang tak mampu terangkut dan terpaksa beralih ke kendaraan umum lainnya seperti metromini dan angkot.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta yang membidangi transportasi, Dwi Rianta Soerbakti, mengatakan, Dinas Perhubungan tak serius mengelola transportasi massal kebanggaan warga ibu kota ini. Sebab, di koridor tersebut berdasarkan ketentuan harusnya beroperasi 44 bus. Yakni 23 bus di koridor 10 dan 21 bus di koridor 11.
Namun usai diresmikan 2011 lalu, hingga saat ini yang beroperasi hanya 3 bus di setiap koridor. "Dengan jumlah bus yang hanya tiga unit, tak mungkin bisa melayani ribuan calon penumpang," kata Dwi Rianta, pada INDOPOS, Senin (6/2).
Politisi Partai Damai Sejahtera (PDS) ini meminta Dinas Perhubungan untuk mendesak operator di dua koridor tersebut agar menambah armadanya. Sebab, saat peresmian dua koridor tersebut, operator pemenang tender berjanji mengoperasikan bus sesuai kebutuhan masyarakat.
"Kalau sekarang operatornya ternyata ingkar janji, Dinas Perhubungan harusnya menagih janji para operator. Jangan hanya diam saja, karena yang dirugikan masyarakat yang tak bisa menikmati layanan busway," ujarnya.
Rianta juga menyoroti program penambahan 66 armada busway di koridor 1 dan 8 yang tak kunjung terealisasi. Bahkan, jelang peluncuran yang rencananya dilakukan Maret 2012 mendatang, armada bus yang dijanjikan belum terlihat sama sekali. Padahal, bus-bus tersebut harusnya sudah siap sehingga peluncuranya tidak terlambat.
"Kami khawatir program penambahan armada busway di dua koridor tersebut terlambat, sehingga perbaikan layanan pada masyarakat tak kunjung bisa diperbaiki," tuturnya.
Anggota DPRD DKI lainnya, Achmad Husein Alaydrus, mengungkapkan, buruknya layanan busway dikarenakan dua hal. Pertama, armada bus yang kurang dan kualitas bus yang buruk. Misalnya, di koridor 10 dan 11 yang armada busnya bermerk INKA kualitasnya terbukti buruk, karena sering mengalami mogok. "Hal ini harus menjadi perhatian bagi Dinas Perhubungan selaku regulator," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Riza Hashim, menuturkan, pihaknya selalu berupaya memperbaiki layanan busway. Mulai dari menambah armada sesuai kebutuhan juga memperbaiki kualitas kendaraan.
Selain itu, juga memaksimalkan keberadaan angkutan pengumpan (feeder) bus Transjakarta. Misalnya, dengan memperpanjang feeder jurusan Tanah Abang-Balaikota.
"Saat ini Dinas Perhubungan DKI Jakarta sedang membangun beberapa halte tambahan. Perpanjangan rute ini disertai dengan penambahan beberapa halte, seperti di Stasiun Gambir, Tugu Tani, Stasiun Kereta Api Tanah Abang dan Pasar Tanah Abang," tandasnya.(wok/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tertibkan U-Turn di Jalan Raya Serpong
Redaktur : Tim Redaksi