Trisakti Kritik Sujud Syukur Amien Rais Lewat Puisi

Minggu, 28 September 2014 – 19:29 WIB
Amien Rais. Foto: Dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Pusat Kajian Trisakti secara khusus membuat puisi menanggapi sujud syukur Amien Rais setelah Rapat Paripurna DPR RI mengesahkan RUU Pilkada, yang di dalamnya termasuk menyetujui Pilkada lewat DPRD.

Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi, Minggu (28/9) di Jakarta, mengatakan sajak ini dipersembahkan untuk rakyat yang terus melawan mempertahankan hak suaranya.

BACA JUGA: Tim Transisi Resmi Bubarkan Pokja dan Relawan

"Juga bentuk kekagetan dan ketidakpercayaan saya bahwa ketika hak-hak politik rakyat di malam sidang paripurna berhasil dirampas, kemudian bisa-bisanya ada seseorang bisa meluapkan kebahagiannya dengan sujud syukur," kata Fahmi.

Padahal, kata dia, 16 tahun lalu Amien Rais juga ikut sujud syukur ketika berhasil bersama seluruh para pejuang mengambil kembali hak-hak politik rakyat dari rezim otoriter.

BACA JUGA: Amien Rais Dinilai Syukuri Kekalahan Rakyat Indonesia

"Saya tercengang tak terkira apalagi dari literatur yang saya baca  diktator-diktator dinegara manapun ketika mereka berhasil mengebiri hak politik rakyatnya untuk mengamankan kekuasaannya idak sampai hati menyombongkan dengan meluapkan kegembiraan di depan publik apalagi menyatakan sujud syukur," papar Fahmi. (boy/jpnn)

Berikut petikan puisi Fahmi yang diberinya judul "Sujud Syukur di Atas Kuburan"

BACA JUGA: Uchok: Jokowi-JK Menjadikan Relawan sebagai Herder

Hari itu semua terpana ada upacara sujud syukur

Saat remaja mati terbunuh di tangan orang tua
haknya diikat; kepalanya dibenamkan

Ya... Reformasi yang aku, kau kita perjuangankan

Naikkan derajat  kalian jadi pembesar

Yang  dia lahir kau pun ragu rayakan di lapangan Ikada (untung kau pengecut)

Karena takut terbunuh pula

Di tengah malam  itu malaikat-malaikat turun

Tak terpikir mampir kamarmu  untuk mengetuk

Bukan sujud syukur itu yang mereka inginkan

Jika benar ada upacara di kamar itu, tak terbayang wajahnya  :

Ketika hidung dan dahinya menyentuh tanah :

Ada bau anyir darah Elang, Hafidhin, Hendriawan, Herry dan semua  yang dulu dia kuburkan

Ada tulang  reformasi yang baru dikuburkannya

Atau bau itu tak tercium laksana dongeng kancil yang pilek

Saat ini mereka yang di alam sana;

Jutaan rakyat  yang  dirampas haknya menanti sabar upacara besar :

Sujud syukur di atas kuburan

Ciganjur, Warung Silah 28 September 2014
(tempat Deklarasi Ciganjur)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kursi Menteri Kependudukan Disarankan Diisi Profesional Murni


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler